Masakan Khas
Cari aneka masakan khas
seluruh nusantara.
Home » » Jadah Tempe Kuliner Khas Kaliurang

Jadah Tempe Kuliner Khas Kaliurang

Written By Unknown on Senin, 05 Mei 2008 | 16.26

Jadah Tempe Kuliner Khas Kaliurang
Jadah Tempe

Mengunjungi sejuknya Kaliurang di lereng Gunung Merapi tidaklah lengkap rasanya jika belum merasakan kekhasan rasa jadah tempe. Ya, jadah tempe adalah penganan tradisional yang menjadi simbol kuliner khas dari Kaliurang yang terletak lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kombinasi dari rasa dan tekstur yang kontras memang menjadi keunikan tersendiri dari jadah tempe, apalagi jika dinikmati dalam suasana sejuk nan asri yang senantiasa hadir di Kaliurang. Jadah tempe seolah telah menjadi legenda yang beredar di lereng Merapi yang fenomenal itu. Dari budayawan Bagong Kusudiarjo sampai pelukis Affandi serta tokoh-tokoh lainnya sering menyambangi Kaliurang hanya untuk memuaskan hasrat seni kuliner mereka, yaitu dengan menyantap jadah tempe.

Dari sekian banyak pembuat dan penjual jadah tempe yang tersebar di seantero Kaliurang maupun di Kota Yogyakarta, ada satu yang paling legendaris, yaitu jadah tempe buatan Mbah Carik. Tidak dapat dipungkiri bahwa jadah tempe Mbah Carik sudah menjadi trade mark yang harus selalu diingat apabila kita menyebut jadah tempe. Carik adalah istilah untuk jabatan sekretaris desa dalam struktur pemerintahan di perdesaan. Nama asli Mbah Carik adalah (alm.) Sastro Dinomo yang juga menjabat sebagai carik di Pakem. Penamaan jadah tempe buatan Sastro Dinomo menjadi Mbah Carik itu ternyata punya sejarah dan cerita tersendiri.

Sejak era 1950-an, Sastro Dinomo sudah gemar mengolah makanan dari bahan dasar ketan, salah satunya adalah jadah. Pada masa itu, jadah bukanlah makanan yang populer, bahkan penganan ndeso ini nyaris tidak dikenal. Keadaan tiba-tiba berubah drastis sejak rombongan dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengadakan kunjungan ke Kaliurang yang dipimpin langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX (1912-1988). Dalam kunjungan itu, Sri Sultan Hamengku Buwana IX tertarik setelah melihat lapak dagangan yang menjual jajanan jadah dan tempe yang ada di sekitar Telogo Putri Kaliurang. Sang Raja sempat ngotot mampir ke warung jadah tempe yang ternyata milik Carik Sastro Dinomo tersebut dan tanpa memperdulikan statusnya sebagai raja yang agung, Sri Sultan Hamengku Buwana IX segera mencicipi jadah dan tempe ala Sastro Dinomo (http://trulyjogja.com).

Hasilnya, sungguh menakjubkan! Sang Raja menjadi ketagihan dengan sensasi rasa unik yang tercipta berkat harmonisasi jadah dan tempe. Sekembalinya ke Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwana IX mengutus salah seorang abdi dalemnya untuk kembali ke Kaliurang dengan tujuan untuk menemui penjual jadah tempe tersebut. Sri Sultan Hamengku Buwana IX juga berkenan memberikan sebutan untuk memberi nama makanan yang unik itu. Supaya mudah diingat, Sang Raja menetapkan penganan itu dengan nama jadah tempe, yang artinya penggabungan makanan jadah dan tempe.

Sebelum itu istilah jadah tempe belum dikenal. Orang hanya paham bahwa makanan itu terdiri dari jadah ketan dan tempe bacem. Setelah mengetahui bahwa Sastro Dinomo adalah seorang carik, maka abdi dalem utusan Sri Sultan Hamengku Buwana IX itu mengusulkan agar warung Sastro Dinomo diberi nama warung jadah tempe Mbah Carik. Sejak saat itulah nama Mbah Carik dipakai Sastrodinomo sebagai nama warungnya hingga saat ini. Kendati kemudian banyak usaha jadah tempe lain yang bermunculan seiring populernya makanan tradisional ini, namun kedigdayaan Mbah Carik sebagai raja-nya jadah tempe tetap tidak tergoyahkan.

Jadah Tempe Kuliner Khas Kaliurang
Jadah Tempe Mbah Carik

Usaha tempe jadah Mbah Carik terus berkembang, namun dari tujuh orang anaknya, hanya seorang saja yang mau meneruskan usaha yang dirintis oleh Sastro Dinomo ini, yaitu Sudimah Wirosartino. Saking lekatnya nama Mbah Carik, Sudimah Wirosartino pada akhirnya juga menerima warisan nama yang sama. Selanjutnya, Sudimah Wirosartino menunjuk salah satu anaknya yang bernama Idha Kurniasih, untuk meneruskan usaha jadah tempe Mbah Carik ini.

Tidak dinyana, populeritas jadah tempe Mbah Carik terus melesat. Hal ini membuat usaha-usaha serupa mulai bermunculan dan menjamur di sejumlah tempat, terutama di seputaran kompleks obyek wisata Kaliurang dan sekitarnya. Keturunan Sastro Dinomo yang semula enggan menjamah usaha warisan yang turun-temurun ini akhirnya ikut mengembangkan persebaran jadah tempe dengan membuka cabang di beberapa lokasi di Kaliurang seperti di kawasan Telogo Putri, Regolan, dan Candi. Alhasil, pamor jadah tempe pun semakin terangkat dan perlahan namun pasti memantapkan diri sebagai simbol kuliner dari lereng Merapi.

Keistimewaan jadah tempe terletak pada citra tradisional dan keunikan paduan rasanya yang bagai membenturkan langit dan bumi. Dilihat dari namanya, penganan ini terdiri dari dua jenis makanan, yakni jadah dan tempe. Keunikan itu justru terletak pada kekontrasan dua jenis makanan tersebut, baik rasa maupun teksturnya. Jadah, makanan dari ketan yang di Jakarta dikenal dengan nama uli, memiliki rasa agak hambar tetapi ada juga yang diberi sedikit rasa gurih dengan campuran kelapa di dalamnya. Tekstur jadah sendiri adalah kenyal dan sangat lembut di lidah.

Sedangkan tempe, khususnya tempe bacem, mengandung rasa yang manis namun memiliki tekstur kedelai yang agak kasar. Ketika dua unsur yang berbanding terbalik ini dipadukan dalam satu lahapan, maka lidah yang mengecapnya akan merasakan sensasi yang lain daripada yang lain, yakni sensasi unik yang menghasilkan kenikmatan tiada tara.

Cara membuat jadah tempe pun relatif mudah dan tidak rumit. Sebelum menjadi jadah, beras ketan direndam selama tiga jam, lalu dicuci dan dicampur dengan kelapa parut. Kemudian, beras ketan yang sudah matang itu ditumbuk hingga halus dan menyatu dengan parutan kelapanya. Proses yang selanjutnya adalah jadah yang sudah siap santap itu dikukus selama dua jam dan dibentuk persegi panjang atau lonjong, menyesuaikan dengan bentuk calon pendampingnya, yakni tempe bacem.

Rasa manis tempe bacem sendiri diperoleh dari hasil rendaman air gula kelapa (gula jawa) dan kecap manis. Tempe direbus dengan air gula kelapa bersama kecap manis dan bumbu-bumbu pelengkap dan baru diangkat setelah air rebusan benar-benar tandas. Itulah sebabnya, rasa tempe bacem tidak seperti olahan tempe lainnya yang kebanyakan terasa gurih dan kering, melainkan berasa manis dan agak basah.

Khusus untuk jadah tempe Mbah Carik, proses “pembaceman” tempe dilakukan cukup lama, perebusan tempe dilakukan dari sore hingga pagi. Hal ini dilakukan supaya bumbu-bumbu baceman bisa meresap sedalam-dalamnya ke dalam tempe sehingga rasa manis tempe bacem pun akan lebih mengena. Keaslian rasa jadah tempe yang dijajakan di Kaliurang, khususnya jadah tempe keluarga Mbah Carik, akan semakin terasa karena proses pembuatannya masih dilakukan secara tradisional, yaitu dimasak dengan bahan bakar kayu bakar.

Jadah dan tempe yang telah matang disajikan dalam formasi yang unik. Bentuk jadah disesuaikan dengan bentuk tempe yang menyerupai persegi panjang, atau terkadang berbentuk lonjong dan dengan ketebalan yang pipih. Kedua jenis makanan yang sebenarnya berbeda haluan ini lantas ditumpuk menjadi satu baru kemudian disantap. Jika Anda membeli jadah tempe di Kaliurang atau sejumlah tempat yang khusus menyediakan makanan tradisional  ini, Anda akan mendapati jadah tempe yang masih hangat.

Jadah tempe yang masih hangat inilah yang berpotensi besar akan menggoyang lidah Anda dengan harmonisasi rasa yang kontras, bagai memadukan unsur ying dan yang. Jadah yang lembut, kenyal, dan gurih bersatu dengan tempe bacem yang bertekstur kasar, bergelombang, dan bercita rasa manis khas Jogja. Bagi penyuka pedas, jadah tempe akan lebih nendang apabila dimakan bersama dengan cabai rawit. Akan lebih afdhal lagi apabila Anda menyantap jadah tempe bersama dengan minuman hangat sembari meresapi dinginnya udara di Kaliurang.

Harga Paket Jadah Tempe

Jadah tempe adalah penganan yang tidak sekadar ringan, tetapi juga dapat mengenyangkan perut Anda. Harga untuk satu paket jadah tempe, terdiri dari 10 jadah ditambah sepuluh tempe bacem, cukup murah. Anda hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp. 10.000,- saja dengan jaminan kenikmatan rasa yang unik dan lapar yang Anda rasakan akan segera terobati. Anda juga bisa membeli jadah tempe secara eceran sesuai keinginan Anda. Selain itu, Anda bisa pula membeli tambahan paket tahu bacem dengan harga yang relatif sama.

Jadah Tempe Kuliner Khas Kaliurang


Anda dipastikan dapat menemukan banyak penjual jadah tempe di kawasan wisata Kaliurang yang menjadi obyek wisata andalan Kabupaten Sleman, terletak di sebelah utara Kota Yogyakarta. Sedangkan warung jadah tempe Mbah Carik, sebagai pelopor jadah tempe, berpusat di Jalan Astamulya, Kaliurang, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, tidak hanya itu, di sepanjang jalan menuju Kaliurang, telah tersedia empat cabang warung jadah tempe Mbah Carik yang bisa Anda sambangi. Selain itu, jika beruntung, Anda bisa mendapatkan jadah tempe di tempat-tempat lain di Yogyakarta atau di pasar-pasar tradisional yang banyak terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
SHARE

About Unknown