Masakan Khas
Cari aneka masakan khas
seluruh nusantara.
Home » » Geplak Bantul

Geplak Bantul

Written By Unknown on Senin, 05 Mei 2008 | 15.54

Geplak Bantul
Geplak Bantul

Geplak paling nikmat disantap hangat-hangat begitu selesai diangkat dari tungku. Dahulu, geplak terkadang dimanfaatkan sebagai makanan pengganti beras atau nasi. Pada saat musim paceklik, warga Bantul biasa mengkonsumsi geplak untuk makanan pokok. Akan tetapi, pada masa sekarang geplak lebih dikenal sebagai penganan ringan sekaligus oleh-oleh khas dari Bantul dan Yogyakarta.

Rasa penganan yang berbahan dasar daging kelapa muda, gula, dan tepung beras ataupun tepung ketan ini memang mencerminkan predikat dan citra lidah orang Jogja selama ini, yaitu berasa manis, bahkan mungkin terlalu manis bagi lidah yang belum terbiasa. Namun, mungkin karena manisnya inilah geplak justru menjadi salah satu primadona dan oleh-oleh yang paling dicari oleh para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta dan ke Kabupaten Bantul pada khususnya.

Sejarah geplak sendiri tidak lepas dari riwayat banyaknya pabrik gula, perkebunan tebu dan kelapa yang ada di Bantul. Pada era kolonial Hindia Belanda, Bantul terkenal sebagai daerah penghasil gula tebu. Tercatat ada enam buah pabrik gula pada masa itu dan banyak tanah-tanah pertanian yang ditanami tebu. Dari sekian banyak pabrik gula yang terdapat di Bantul, masih ada satu yang masih bertahan sampai sekarang, yaitu pabrik gula Madukismo. Gula tebu yang dihasilkan oleh beberapa pabrik gula dimanfaatkan untuk membuat penganan, yang salah satunya kemudian dikenal dengan nama geplak.

Letak geografis Kabupaten Bantul yang berada di pesisir pantai selatan menjadikan wilayah ini juga terkenal sebagai daerah penghasil kelapa. Salah satu produk turunan yang dihasilkan dari kelapa adalah daging dan gula kelapa. Hasil paduan gula tebu dengan daging buah kelapa inilah yang menjelma menjadi geplak. Pada perkembangannya, bukan hanya gula tebu saja yang digunakan untuk membuat geplak, namun juga gula kelapa.

Kelahiran geplak ternyata bisa membuat gula dan kelapa mempunyai nilai tambah. Selain itu, citra dan pamor pariwisata Kabupaten Bantul pun ikut terangkat dengan menjagokan geplak sebagai komoditas oleh-oleh khas Bantul yang paling  diandalkan.

Nilai lebih dari geplak tentu saja rasanya yang super manis. Namun, manisnya geplak bukan sembarang manis, melainkan manis-manis gurih kelapa. Bahan-bahan membuat geplak pun mudah didapat, yakni kelapa yang masih agak muda, tepung beras ketan, daun pandan, gula pasir atau gula kelapa (gula jawa), air, garam, dan vanili bubuk.

Cara pembuatan geplak sederhana dan gampang dilakukan. Semua bahan yang dibutuhkan kemudian disangrai dan dibentuk bola-bola. Bentuknya yang bulat lonjong dan tidak beraturan karena hanya dikepal-kepal dengan tangan tanpa dicetak justru menjadi ciri khas geplak selain rasanya yang legit dan menggigit. Memasak bahan-bahan yang diperlukan harus sampai benar-benar matang, sehingga geplak yang dihasilkan menjadi lebih awet dan bisa dijadikan oleh-oleh yang tahan lama.

Awalnya geplak hanya disajikan dalam dua warna. Apabila menggunakan gula tebu, geplak yang dihasilkan adalah berwarna putih agak kelabu. Sedangkan jika memakai gula kelapa, maka hasilnya adalah geplak berwarna cokelat. Seiring dengan kemajuan zaman, ketatnya persaingan, dan semakin beragamnya permintaan konsumen, kini geplak ditampilkan dengan corak yang berwarna-warni dan dengan rasa yang bervariasi. Selain itu, geplak dikemas dalam bentuk yang lebih menarik sehingga membuat orang yang melihatnya semakin tertarik untuk membawa pulang penganan yang satu ini.

Geplak Bantul
Proses Pembuatan Geplak

Meskipun tampil dengan puspa ragam rasa dan warna, namun bahan-bahan yang dipakai untuk geplak tetap dijamin aman dan alami, bukan dari bahan-bahan kimia yang berpotensi menimbulkan dampak berbahaya. Rasa geplak yang bermacam-macam, seperti rasa durian, stroberi, jeruk, dan lain sebagainya, diambil langsung dari sari buahnya. Begitu juga dengan geplak yang menawarkan rasa jahe atau kacang, semua bahannya berasal dari anugerah alam. Sedangkan untuk pewarna, geplak menggunakan pewarna yang sudah mendapat status aman dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Selain itu, nilai gizi yang terkandung dalam geplak pun relatif tinggi. Berdasarkan penelitian pangan dan gizi yang dilakukan oleh pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, disebutkan bahwa pada setiap 100 gram geplak mengandung karbohidrat sebanyak 74 gram, lemak sebanyak 14 gram, air seberat 10 gram, protein sebanyak 10 gram, dan kandungan kalori seberat 2 gram.

Geplak memang kecil-kecil cabe rawit. Kendati berukuran mini, geplak Bantul pernah meraih prestasi yang istimewa. Pada tahun 2002, terciptalah rekor geplak terbesar di dunia dan diakui oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Geplak raksasa yang dipamerkan dalam acara Bantul Ekspo 2002 di Lapangan Dwi Windu, Bantul ini, mempunyai ukuran tinggi 2 meter dan lebar 2,25 meter dan menghabiskan dana sebesar kurang lebih Rp 20 juta. Untuk membuat geplak terbesar di muka bumi ini, bahan baku yang dibutuhkan antara lain gula sebanyak 1,6 ton, kelapa sebanyak 360 butir, tepung sebanyak 4 kuintal, pewarna dan aroma masing-masing 1 ons. Pembuatan geplak raksasa ini diselesaikan dalam waktu 7 hari atau satu minggu penuh.

Lokasi Penjualan Geplak

Geplak Bantul sangat mudah diperoleh di berbagai sentra penjualan oleh-oleh yang banyak terdapat di Yogyakarta dan sekitarnya, seperti di kawasan Pathuk, Kotagede, Malioboro, Prawirotaman, Suryowijayan, dan lain-lainnya. Anda juga bisa membeli geplak di tempat-tempat wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta atau di sepanjang jalan utama menuju ke luar kota atau di perbatasan Kota Yogyakarta, sebut saja di Jalan Wates (Gamping), Jalan Magelang, Jalan Monumen Jogja Kembali (Monjali), Jalan Kaliurang, Jalan Wonosari, Jalan Imogiri, Jalan Bantul, Jalan Parangtritis, dan sebagainya.

Bahkan, jika Anda tidak sempat berbelanja oleh-oleh di tempat-tempat yang telah disebutkan di atas, jangan khawatir karena Anda akan menemukan tempat penjualan geplak yang khusus disediakan di lokasi-lokasi fasilitas umum, misalnya di Bandara Adisucipto, Stasiun Kereta Api Tugu, Stasiun Kereta Api Lempuyangan, Terminal Giwangan dan terminal-terminal bis lainnya, seperti Terminal Jombor, Terminal Condongcatur, dan lain-lainnya. Geplak pun bisa Anda temukan dengan mudah di supermarket atau mall-mall yang ada di Yogyakarta.

Apabila Anda ingin geplak yang spesial dan asli langsung dari pembuatnya, Anda bisa menyambangi toko-toko yang membuat sekaligus menjual geplak yang terdapat di sejumlah tempat di Kabupaten Bantul. Salah satunya di toko Geplak Jago yang berlokasi di Jalan Wachid Hasyim, No. 28, Gose, Bantul. Geplak Jago termasuk salah satu produsen geplak yang paling berpengalaman di Yogyakarta karena sudah beroperasi sejak tahun 1967. Anda juga bisa mengunjungi toko Geplak Mbok Tumpuk yang berada di Jalan Wachid Hasyim 104, Bantul, untuk mendapatkan geplak yang bercita rasa khas. Selain geplak, tempat ini juga terkenal dengan peyek tumpuknya yang enak dan unik.

Harga Geplak Bantul

Harga geplak sebenarnya bervariatif dan dijual dalam bentuk kemasan, baik yang dikemas dalam besek (tempat makanan dari anyaman bambu) maupun plastik. Pada hari-hari biasa, satu kilogram geplak dijual dengan harga Rp 16.000,-, sedangkan di masa-masa liburan atau ketika pada libur Lebaran, harga geplak mengalami sedikit kenaikan, yakni dijual dengan banderol harga Rp. 18.000,- 
Geplak Bantul
Harga Geplak Bantul

Khusus untuk harga pada liburan Lebaran, lonjakan harga geplak ini berlangsung selama sepekan, yaitu sejak H-3 hingga H+3 Lebaran Harga geplak sebenarnya bervariatif dan dijual dalam bentuk kemasan, baik yang dikemas dalam besek (tempat makanan dari anyaman bambu) maupun plastik. Pada hari-hari biasa, satu kilogram geplak dijual dengan harga Rp 16.000,-, sedangkan di masa-masa liburan atau ketika pada libur Lebaran, harga geplak mengalami sedikit kenaikan, yakni dijual dengan banderol harga Rp. 18.000,-. Khusus untuk harga pada liburan Lebaran, lonjakan harga geplak ini berlangsung selama sepekan, yaitu sejak H-3 hingga H+3 Lebaran. 
SHARE

About Unknown