Mie Ongklok Wonosobo
Jika suatu saat Anda berkesempatan berkunjung ke objek wisata Dieng, jangan lupa untuk mampir ke kota kecil nan cantik di kaki selatan pegunungan tersebut, yaitu Kota Wonosobo. Terletak di antara dataran tinggi Dieng, Gunung Sindoro Sumbing membuat kota ini memiliki suhu udara yang relatif dingin. Selain mengandalkan dataran tinggi Dieng sebagai tujuan wisata utama, kota ini juga memiliki beberapa objek wisata menarik yang dapat Anda kunjungi. Objek wisata tersebut antara lain pemandian air hangat Kalianget dan agrowisata Tambi. Tak hanya itu, jika Anda lelah berwisata, Anda dapat mencicipi makanan khas kota ini, yakni Mie Ongklok.
Mie Ongklok merupakan makanan khas sekaligus makanan kebanggaan warga Kota Wonosobo. Menurut cerita yang beredar, pencipta resep Mie Ongklok ini adalah Pak Muhadi. Konon, Pak Muhadi menciptakan resep ini secara tidak sengaja. Pada saat mudanya, Pak Muhadi bekerja di tempat juragan bakmi. Setelah bekerja beberapa waktu, Pak Muhadi berkeinginan untuk mandiri. Lalu Pak Muhadi memutuskan untuk membuka usaha sendiri dengan mie sebagai menu utama. Saat itu Pak Muhadi berjualan mie secata berkeliling menggunakan gerobak. Tidak puas dengan resep mie yang biasa-biasa saja, maka Pak Muhadi berkeinginan untuk menciptakan resep yang baru. Maka dimulailah proses coba-coba itu. Dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada, akhirnya Pak Muhadi menemukan sebuah resep yang di kemudian hari dikenal sebagai Mie Ongklok.
Berbahan dasar mie kuning, kucai, dan kubis yang merupakan sayuran utama masyarakat Wonosobo membuat Mie ongklok terasa pas dengan lidah orang Wonosobo, sehingga menjadi makanan favorit warga kota ini. Dengan kondisi geografis Wonosobo yang terletak di dataran tinggi dan bertemperatur dingin membuat mie ini sangat pas dinikmati ketika masih panas.
Sebenarnya tidak jelas benar mengapa makanan ini dinamakan Mie Ongklok. Penamaan itu mungkin didasarkan dari proses memasaknya yang di-ongklok-onglok. Di-ongklok-ongklok bisa berarti diaduk dengan cara dilempar-lemparkan ke atas menggunakan wadah. Isi dalam wadah tersebut akan terhambur ke atas kemudian terkumpul lagi dalam wadah dan tidak tumpah atau berceceran.
Proses memasak mie ini tidaklah sulit, hampir sama dengan proses pembuatan mie ayam. Mie kuning bersama irisan kucai serta kubis direbus dan diongklok-ongklok dalam sebuah wadah yang menyerupai sendok sayur berukuran besar yang terbuat dari bambu kecil dan di beri pegangan. Jika mie dan sayuran telah layu, campuran tersebut dituang ke dalam mangkuk, di beri bumbu penyedap dan disiram dengan kuah kental berwarna kecoklatan. Kuah yang sekilas seperti lendir ini merupakan campuran adonan bawang merah, bawang putih, tepung tapioka dan ebi. Setelah itu, ditambah dengan sambal kacang dan terakhir ditaburi bawang goreng.
Jika Anda suka pedas, penjual akan menambahkan sambal dengan cara mengulek beberapa cabe rawit menggunakan sendok di dasar mangkuk sebelum rebusan mie dan sayur dituang ke dalam mangkuk. Namun, ada juga penjual yang telah menyiapkan sambal berupa cabe yang ditumbuk dengan dibumbui sedikit terasi. Mie ongklok akan lebih nikmat jika dimakan bersama menu pendamping, yaitu sate sapi. Sate sapi ini berbumbu kacang dan kecap, sehingga rasanya manis. Campuran keduanya akan menciptakan perpaduan rasa yang unik dan tak kan pernah Anda dapatkan dari mie-mie lainnya.
Selain sate sapi, ada menu pendamping lainnya, yaitu tempe kemul dan lekok. Dalam bahasa Jawa, kemul berarti selimut, jadi tempe kemul adalah tempe yang diselimuti adonan tepung. Namun Anda jangan membayangkan seperti tempe tepung yang biasa Anda jumpai, karena tempe kemul dan tempe tepung sangatlah berbeda. Dalam adonan tempe kemul biasanya akan ditambahkan kunyit sebagai pewarna dan irisan kucai. Sedangkan lekok atau geblek terbuat dari tepung tapioka yang digoreng. Orang-orang dari luar Wonosobo sering menyebut makanan ini sebagai cireng.
Secara penampilan Mie Ongklok mungkin terlihat kurang menarik karena ada cairan kecoklatan yang menyerupai lendir di atasnya. Namun seperti kata pepatah ”don’t judge a book by it’s cover”, begitu pula masakan ini. Jangan pernah bilang tidak enak jika Anda belum mencobanya, karena sekali mencoba mie ini, Anda pasti akan ketagihan. Jadi, jangan pernah lewatkan kesempatan untuk menikmati Mie Ongklok jika Anda berada di Kota Wonosobo. Harga per Porsi Mie Ongklok Wonosobo
Untuk dapat menikmati semangkuk mie yang lezat ini Anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Meski tiap penjual memiliki harga yang berbeda, namun harga satu mangkuk Mie Ongklok biasanya berkisar antara Rp3.500 hingga Rp4.000. Selain itu, untuk menu pendamping, seporsi sate sapi isi 10 tusuk dijual Rp10.000. Sedangkan untuk gorengan (tempe kemul dan lekok) di hargai Rp500 per buah.
Menemukan penjual Mie Ongklok di Kota Wonosobo bukanlah hal yang sulit karena ada banyak penjual Mie Ongklok yang mangkal di berbagai tempat. Namun, Mie Ongklok yang sudah memiliki nama dan sering dijadikan rujukan oleh penggemar wisata kuliner adalah Mie Ongklok Pak Muhadi yang beralamat di Jalan A. Yani (depan Restoran Wonoboga) yang merupakan jalan utama Kota Wonosobo atau Mie Ongklok Longkrang di Jalan Pasukan Ronggolawe. - Mie Ongklok Pak Muhadi