Gulai Ikan Patin
Bila dicermati secara seksama, masuk akal kiranya mengapa ikan patin (pangasius hipothalmus) dan ikan baung (mystus nemurus) menjadi menu andalan wisata kuliner Kota Pekanbaru. Secara geografis, Kota Pekanbaru diapit oleh empat buah sungai besar, yaitu Sungai Siak, Sungai Indragiri, Sungai Kampar, dan Sungai Rokan. Keberadaan sungai-sungai tersebut memungkinkan ikan patin dan ikan baung dapat berkembang dengan baik, apalagi kedua jenis ikan tersebut merupakan spesies ikan air tawar yang biasa hidup di kolam atau sungai.
Meskipun gulai ikan patin sangat terkenal di Kota Pekanbaru, ternyata tidak semua penduduk kota tersebut menyukainya. Sebagian masyarakat menganggap ikan patin merupakan leluhur atau bagian dari keluarganya. Hal ini berkaitan dengan sebuah cerita rakyat yang sangat populer di daerah tersebut, yaitu legenda ikan patin, dengan Awang Gading, Dayang Kumunah, dan Awangku Usop sebagai tokoh utamanya.
Kekhasan gulai ikan patin terletak pada kuahnya yang kuning pekat dipadukan dengan potongan-potongan ikan patin yang berukuran besar. Aroma daging ikan patin yang khas berbaur dengan aroma bumbu “menyerbu” indera penciuman, menggoda pengunjung untuk segera menyantapnya. Dagingnya yang empuk dan resapan bumbunya yang terasa di lidah menambah daya tarik menu ini.
Hal lain yang membedakan gulai ikan patin Kota Pekanbaru dengan gulai ikan patin yang terdapat di daerah lain di Nusantara adalah campuran bunga kecombrang/bunga kincung (nicolaia speciosa/torch ginger). Bunga kecombrang dimasukkan ke dalam kuah dan dimasak hingga layu. Selain berfungsi sebagai sayuran yang memberi kesan lebih segar pada masakan, bunga kecombrang juga berfungsi sebagai penyedap rasa gulai ikan patin.
Menu yang biasa disantap pada waktu makan siang dan makan malam ini akan terasa lebih spesial apabila disandingkan dengan menu pendamping lainnya di atas meja, seperti sambal jengkol, daun singkong rebus, ikan asin, gulai udang, dan lain sebagainya. Menyeruput minuman khas daerah ini di sela-sela makan, seperti laksamana mengamuk, lancang kuning, air mata pengantin, atau jus jagung, melengkapi kepuasan Anda menikmati gulai ikan patin. Sedangkan bagi Anda yang ingin mencicipi masakan ikan patin berkuah dengan rasa yang berbeda, dapat mencoba asam pedas (sampadeh) ikan patin. Berbeda dengan gulai ikan patin yang terasa lekat di lidah karena kuahnya yang kuning dan kental, asam pedas ikan patin dengan kuahnya yang bagai “semburat merah” itu menawarkan rasa yang lebih segar dan pedas ketika disantap.