Kamis, 18 Desember 2008

Rahasia Keistimewaan Growol

    Rahasia Keistimewaan Growol
    Growol Makanan Khas Kulonprogo

    Anda pernah mendengar kata Growol? Ya, Growol adalah jenis makanan yang umumnya hanya dikonsumsi oleh orang-orang di pelosok pedesaan. Makanan yang satu ini bisa ditemukan di Kabupaten Kulonprogo. Makanan yang nyaris mirip nasi ini terbuat dari bahan umbi ketela pohon, yang ternyata tidak hanya dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah saja melainkan juga disukai oleh kalangan atas.
    Pembuatan growol diawali dengan mengupas ketela pohon. Setelah itu, ketela direndam selama tiga hari tiga malam berturut-turut. Kemudian ketela dicuci dan digiling, untuk kemudian dikukus dan dikemas dalam plastik atau keranjang bambu.
    Meskipun rasanya hambar, namun masyarakat Kulonprogo dan sekitarnya meyakini bahwa mengkonsumsi Growol dapat menjaga kesehatan, sekaligus dapat mengobati mereka yang menderita sakit diabetes melitus atau penyakit gula. Untuk mengurangi rasa hambar, Anda bisa menyantap growol bersama Ketak dan Pento yang terbuat dari kelapa.

    Rahasia Keistimewaan Growol
    Proses Pembuatan Growol

    Growol memang banyak dimakan oleh petani, terutama saat musim panen tiba, sebagai pengganti nasi saat para petani memanen padi di sawah. Berbeda dengan nasi (pagi dimasak, kadang sore sudah basi), Growol justru bisa tahan hingga empat hari.
    Makanan khas ini tidak bisa dijumpai di daerah lain selain di Kabupaten Kulonprogo dan sekitarnya. Meski makanan tradisional ini belum cukup familiar didengar masyarakat kebanyakan, namun Growol mampu menjadi makanan pengganti nasi. Rasa boleh hambar, tetapi Growol bisa juga dijadikan makanan saat Anda ingin diet. Growol juga bisa disantap bersama Ketak dan Pento. Kedua makanan yang berasal dari kelapa ini bisa menjadi pelengkap ketika menyantap Growol dan ini biasanya dijual dalam satu paket.

    Harga Growol Per Bungkus

    Growol yang sudah dibungkus dengan plastik, harganya relatif murah yakni Rp.2.500. Jika ingin menyantapnya dengan Ketak dan Pento, satu paket seluruhnya seharga Rp. 4000. Ketak Rp.500 per bungkus dan Pento Rp.1000 isi 3 buah. 

    Rahasia Keistimewaan Growol
    Pedagang Growol

    Growol bisa Anda temui di pasar-pasar tradisional seperti  Pasar Wates. Tidak terlalu sulit menemukan penjual Growol, karena sebagian besar pedagang Growol berada di Lantai dua Pasar Wates. Letak Pasar Wates sendiri berada di pusat Kota Kulonprogo.

Senin, 08 Desember 2008

Nikmatnya Soto Sokaraja Khas Kabupaten Banyumas

    Nikmatnya Soto Sokaraja Khas Kabupaten Banyumas
    Soto Sokaraja

    Menambah kekayaaan khasanah makanan soto, Kabupaten Banyumas menyumbangkan Soto Sokaraja sebagai salah satu makanan khasnya. Soto ini memenuhi kualifikasi makanan soto sebagaimana tersebut di atas. Kuahnya bening, namun berminyak. Bumbu rempah seperti lengkuas dan batang serai sangat terasa. Citarasa rempah dalam kuah tersebut dinetralisir dengan jahe yang membuat kuah Soto Sokaraja terasa hangat di tenggorokan. Selain dari rempah, citarasa gurih juga dihasilkan dari kaldu daging. Untuk protein hewani, penikmat Soto Sokaraja bisa memilih empat ragam daging yang disajikan. Ada daging ayam, daging sapi, babat atau campuran dari ketiganya.
    Berbeda dengan kebanyakan jenis soto lain yang menggunakan nasi, Soto Sokaraja menyajikan potongan ketupat sebagai penghasil karbohidrat. Di atas potongan ketupat inilah ditabur racikan irisan daging, daun bawang, tauge pendek serta bawang goreng. Ada pula yang menambahkan butir kedelai yang digoreng kering. Tak lupa potongan kerupuk juga turut memenuhi mangkuk. Racikan tersebut kemudian diguyur dengan kuah soto.
    Ciri khas lain yang ada dalam Soto Sokaraja adalah sambal kacang, yang wajib ditambahkan para penikmatnya. Sambal ini selain menambah citarasa pedas, juga membuat kuah soto yang semula bening dan terasa ringan menjadi coklat, kental dan penuh dengan citarasa. Selain sambal ini, pendamping Soto Sokaraja yang biasa disajikan adalah mendoan. Tempe yang digoreng lembek ini memang merupakan makanan khas Kabupaten Banyumas.

    Nikmatnya Soto Sokaraja Khas Kabupaten Banyumas
    Paduan Mendoan dan Soto Sokaraja

    Penduduk Sokaraja awalnya menyebut Soto Sokaraja ini dengan istilah Sroto. Karakter nya berbeda dengan jenis soto daerah lain yang ditandai dengan adanya ketupat dan sambal kacang, yang menyebabkan soto ini tidak bisa disebut dengan istilah soto. Namun, karena banyaknya penikmat Sroto Sokaraja yang datang dari daerah lain, sedikit demi sedikit membuat istilah Sroto disamakan dengan soto yang ada di daerah mereka. Karena itulah penggunaan istilah Sroto mulai diganti dengan soto. Penamaan ini hampir serupa dengan penggunaan istilah Coto Makassar yang terkadang disebut sebagai Soto Makassar.

    Menikmati Soto Sokaraja bisa berarti menikmati karakter yang berbeda dari khasanah makan soto. Ciri khas ketupat dan sambal kacang dalam semangkuk Soto Sokaraja menyajikan pengalaman yang berbeda bagi para penggemar soto. Paduan yang disajikan sambal kacang dan kegurihan kuah soto membuat daging soto terasa kompleks. Para penikmat soto akan merasakan daging yang disajikan terasa sayang untuk sekadar dihancurkan oleh gigitan saja tanpa melumat nuansa khas kacang dan rempah yang meresap ke daging.
    Keistimewaan lainnya adalah sajian pendamping Soto Sokaraja, seperti mendoan dan beberapa jenis kerupuk. Mendoan adalah tempe yang dipotong tipis lebar, dicelupkan ke dalam adonan tepung berbumbu, kemudian digoreng setengah matang (pusatbahasa.diknas.go.id). Mendoan ini menambah menu soto menjadi lebih lengkap lagi. Karena digoreng tidak sampai kering, tekstur tepung mendoan menambah nuansa kenyal dalam setiap suapan Soto Sokaraja. Penikmat Soto Sokaraja bisa membagi mendoan dalam potongan-potongan kecil lantas dimasukkan dalam mangkuk atau bisa menggigitnya seusai suapan masuk ke dalam mulut.
    Paket lain yang biasa disajikan penjual Soto Sokaraja adalah ragam kerupuknya. Rupa-rupa kerupuk berbahan dasar ketela maupun tepung biasa ditempatkan dalam toples-toples besar di sudut-sudut meja. Meskipun dalam semangkuk soto sudah terdapat potongan kerupuk, kerupuk tersebut bisanya hancur atau menjadi sangat lembek akibat terguyur oleh kuah panas soto. Karena itulah kerupuk tetap dicari pengunjng untuk menemani Soto Sokaraja. Ada jenis kerupuk klanting. Kerupuk jenis ini berbentuk bulat dengan diameter antara 1-1,5 cm, berbahan dasar ketela dan dengan lubang di tengahnya. Meskipun keras, klanting tetap disukai, karena rasa ketelanya tersimpan dengan baik dalam tekstur kerasnya. Penikmat Soto Sokaraja bisanya mencampurkan klanting ke dalam mangkuk untuk melembekkan tekstur kerasnya. Selain itu ada juga kerupuk kuning. Sebenarnya kerupuk ini tidak memiliki nama khusus, namun warnanya yang kuning dan seringnya digunakan sebagai pendamping Soto Sokaraja, membuat nama Kerupuk Kuning atau Kerupuk Soto lazim disebut para pengunjung. 

    Harga Soto Sokaraja Per Porsi

    Harga Soto Sokaraja bervariasi tergantung di rumah makan mana pengunjung menikmatinya. Rerata harga Soto Sokaraja adalah Rp 6.000,00 per porsi. Sedang untuk pendampingnya yakni mendoan, biasanya dihargai Rp 500-1.000,00 per potong. Harga tersebut tergantung pada lebar mendoan. Sedangkan untuk kerupuk klanting biasanya dihargai Rp 1.000,00 per plastik ukuran seperempat kilogram. Harga kerupuk soto biasanya sebesar Rp 500,00 per buah.

    Nikmatnya Soto Sokaraja Khas Kabupaten Banyumas
    Pedagang Soto Sokaraja

    Soto sokaraja bisa dijumpai di Kabupaten Banyumas. Namun  yang menjadi sentranya ada di Kecamatan Sokaraja. Di Sepanjang jalan di pusat Kecamatan Sokaraja dapat ditemui deretan rumah makan Soto Sokaraja. Terutama jalan yang akan menuju kota Purwokerto. Di deretan ini pengunjung juga dapat menjumpai berbagai makanan khas dari Kabupaten Banyumas, seperti Getuk Goreng. Selain di pusat tersebut, rumah makan Soto Sokaraja juga dapat ditemui di kota Purwokerto maupun kabupaten-kabupaten di sekitar Banyumas, seperti Purbalingga, Banjarnegara, maupun Cilacap. Sedangkan bagi pengunjung yang berasal dari luar daerah, Soto Sokaraja juga dapat dinikmati di beberapa warung di Kota Yogyakarta.

Kamis, 20 November 2008

Lezatnya Sotong Pangkong Khas Pontianak

    Lezatnya Sotong Pangkong Khas Pontianak
    Sotong Pangkong

    Bagi Anda yang bukan penduduk Potianak, mungkin nama Sotong Pangkong terdengar aneh di telinga, serta membuat Anda bertanya-tanya sebenarnya ini makanan apa. Sotong Pangkong merupakan sebutan untuk penganan berupa cumi kering yang dibakar. Cumi atau sotong ini dalam proses pemasakannya akan di-pangkong atau dipukul-pukul dengan palu supaya lembut dan empuk. Oleh karena itu makanan ini disebut Sotong Pangkong.
    Masyarakat Pontianak sering berujar bahwa nukas puasa tanpa lauk Sotong Pangkong akan terasa kurang nikmat. Karena itu, tidak aneh jika hampir setiap rumah umat Islam di Pontianak selalu melengkapi makanan berbuka atau sahurnya dengan Sotong Pangkong. Rumah-rumah makan atau restoran di Pontianak juga memasukkan makanan ini dalam daftar menu mereka.

    Lezatnya Sotong Pangkong Khas Pontianak
    Cumi Kering

    Sotong Pangkong bisa dijadikan sebagai lauk maupun kudapan di kala bersantai. Makanan ini berbahan dasar cumi yang sudah dikeringkan. Penduduk di beberapa daerah menyebutnya tjuhi, sedangkan masyarakat Pontianak menyebutnya Sotong. Cara pembuatan Sotong Pangkong ini sangatlah sederhana. Sotong kering dipanggang di atas bara atau di atas api yang nyalanya kecil, hal ini bertujuan supaya sotong tidak cepat hangus. Pada saat proses pemanggangan akan timbul aroma yang sangat menggoda bagi siapa saja yang ada di sekitarnya. Setelah matang, Sotong kemudian dipukul-pukul menggunakan palu di atas kayu sampai rata dan serat dagingnya keluar. Hal ini dilakukan supaya tekstur Sotong yang liat dan kenyal menjadi lembut. Jika Anda berminat untuk me-mangkong sendiri Sotong Anda, penjual dengan senang hati akan menyerahkan palunya kepada Anda.
    Sotong Pangkong menjadi semakin lezat bila dinikmati dengan kuah kacang atau kuah pedas manis. Jika Anda beruntung, akan ada penjual yang menyajikannya dengan acar mentimun. Hidangan laut ini terasa sedikit asin dan gurih. Tapi, ketika dilumuri kuah kacang atau kuah pedas, menjadi sedikit asam dan pedas sehingga ketika dimakan akan terasa pedas dan nikmat. Cara memakannya pun terbilang unik. Sotong Pangkong dicelup ke dalam kuah, kemudian diisap-isap sampai hilang rasa sambalnya, Sotong dicelup lagi, diisap lagi. Biasanya itu akan dilakukan berulang-ulang. Setelah itu barulah Sotong dimakan. Oleh karena itu, menikmati sepotong Sotong Pangkong bisa menghabiskan waktu yang lama. Jadi, bagi Anda yang mengaku pecinta hidangan laut, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati sepotong Sotong Pangkong sembari berbuka puasa di Kota Pontianak.

    Harga Sotong Pangkong per Porsi

    Harga Sotong Pangkong bervariasi tergantung dari besar kecilnya Sotong. Untuk ukuran sedang dijual Rp7.000,00 hingga Rp10.000,00 per ekor, sedangkan untuk Sotong ukuran besar dibanderol dengan harga Rp12.000,00 ke atas.  

    Lezatnya Sotong Pangkong Khas Pontianak
    Penjual Sotong Pangkong

    Pada saat bulan Puasa, Anda dapat menemukan penjual Sotong Pangkong dengan mudah di sepanjang Jalan Merdeka Pontianak, Kalimantan Barat. Para penjual rata-rata menggelar dagangannya antara pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB. Penjual Sotong Pangkong akan sulit ditemui pada hari-hari biasa, karena mereka biasanya hanya berjualan pada bulan Ramadhan saja. Jikapun ada yang berjualan, harganya relatif lebih mahal dibandingkan harga standar.

Minggu, 02 November 2008

Segarnya Dawet Ayu Banjarnegara

Segarnya Dawet Ayu Banjarnegara
Dawet Ayu Banjarnegara

Dawet ayu adalah sensasi lain yang bisa dijumpai di kota kecil Banjarnegara. Nama dawet ayu justru lebih dikenal orang dibanding Banjarnegara. Tak heran jika oleh pemerintah dan masyarakat Banjarnegara, dawet ayu dijadikan sebagai salah satu duta, ikon ataupun kekhasan yang melekat pada Banjarnegara. Dawet ayu adalah minuman khas Banjarnegara yang sekilas mirip dengan es cendol. Segelas dawet ayu memang terdiri dari cendol, santan dan gula, oleh karena itu sekilas mirip dengan es cendol yang lazim ditemui di daerah-daerah lain. Yang membedakan dawet ayu dengan es cendol adalah kualitas kekenyalan cendol dan citarasa dari gula. Cendol dawet ayu memiliki tekstur lebih kenyal dibanding dengan cendol biasa. Selain kekenyalan itu, cendol dawet ayu cenderung lebih pendek karena menggunakan bahan alami.

Cendol dawet ayu terbuat dari perpaduan tepung beras dan tepung tapioka (tepung jagung). Sedang warna hijau cendol dawet ayu diperoleh dari sari daun pandan. Sari inilah yang membuat cendol dawet ayu mempunyai aroma wangi. Saat masih berupa adonan, cendol kemudian disaring menggunakan ayakan bambu dengan lubang antara 0,25 hingga 0,5 cm. Kandungan alami dalam adonan tersebut membuat cendol yang disaring tidak bisa panjang. Kualitas ini tidak bisa dijumpai pada pembuatan cendol yang menggunakan bahan kimia. Rata-rata panjang cendol dawet ayu hanya mencapai 1-2 cm.

Setelah tersaring dan terbentuk, adonan tersebut dididihkan hingga muncul ke permukaan. Cendol yang masih hangat ini juga bisa menjadi penanda kualitas cendol dawet ayu. Semakin berkualitas cendol yang telah dididihkan akan semakin kuat pula aroma wangi pandan. Selain itu, kekenyalannya tetap terjaga. Cendol yang telah matang tersebut lantas dimasukkan ke dalam santan kental. Terkadang ada juga penjual yang langsung mencampur cendol dengan santan yang lebih encer. Namun air yang berlebih dalam santan biasanya akan membuat cendol memuai dan seringkali hancur. Kualitas santan ini juga menandakan kualitas dawet ayu. Penjual Dawet ayu yang asli biasanya hanya mencampurkan cendol pada santan kental, saat akan disajikan barulah santan yang lebih cair ditambahkan.

Selain cendol dan santan, bahan lain yang menentukan kualitas dawet ayu adalah gulanya. Gula yang digunakan dalam dawet ayu bukanlah gula merah cair (palm sugar/gula kelapa) melainkan gula aren. Gula ini terbuat dari tetesan nira pohon aren (Arenga pinnata). Aren adalah jenis pohon palem terpenting kedua setelah pohon kelapa (Cocus nucifera). Gula aren ini selain memiliki rasa manis yang natural, juga berbau harum. Dalam dawet ayu, gula aren pertama kali harus dicairkan. Setelah jadi, kemudian dicampur dengan potongan buah nangka atau durian. Perpaduan dari buah dan gula inilah yang menghasilkan aroma dan rasa yang khas. Gula inilah yang menjadi penanda pokok perbedaan dawet ayu dengan es cendol. Dalam penyajiannya, dawet ayu biasanya disajikan dingin dengan menambahkan es batu. Biasanya, selain sebagai pelepas dahaga, dawet ayu juga digunakan sebagai pendamping makanan utama, karena itu di beberapa tempat di Banjarnegara, warung makan atau restoran juga menyajikan menu dawet ayu sebagai menu minuman andalan.

Segarnya Dawet Ayu Banjarnegara
Penjual Es Dawet Ayu Banjarnegara


Dawet ayu adalah jenis minuman yang sukar untuk dilupakan karena memiliki aroma yang khas. Meskipun berwujud minuman, dawet ayu mewakili ikon rempah dan hasil bumi yang juga dihasilkan di Banjarnegara, seperti jagung, buah aren dan durian. Keistimewaan aroma ini jarang bisa ditemui pada jenis minuman dingin. Karena itu dawet ayu bisa mewakili salah satu keistimewaan minuman dingin tersebut. Keistimewaan inilah yang juga menjadi pemikat wisatawan maupun warga Banjarnegara yang hidup di perantauan.

Harga Per Porsi Dawet Ayu Banjarnegara

Harga segelas dawet ayu berkisar antara Rp 2.000,- sampai Rp 4.000. Untuk mencicipi dawet ayu, wisatawan bisa berkunjung ke Banjarnegara. Salah satu penjual dawet terkenal terletak di sebelah utara terminal Banjarnegara. Selain di Banjarnegara, dawet ayu juga bisa dinikmati di kota-kota tujuan wisata terutama di kawasan Banyumas, propinsi Jawa Tengah serta DIY Selain dilokasi-lokasi tersebut, dawet ayu yang kini semakin menasional juga dapat dinikmati di hampir seluruh kota besar di Indonesia bagian barat, seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung. Di Jakarta bahkan dawet ayu sudah diwaralabakan.

Rabu, 15 Oktober 2008

Keistimewaan Sego Abang Jirak Khas Gunung Kidul

Sego Abang Gunung Kidul

Sego Abang atau nasi merah merupakan hasil produk pertanian di ladang tadah hujan. Di wilayah Gunung Kidul yang bercurah hujan rendah dan jenis tanahnya berbatu, hanya padi tadah hujan yang sanggup tumbuh subur. Sebagian dari jenis padi tadah hujan tersebut menghasilkan nasi berwarna merah dengan cita rasa unik, yaitu tidak lembek dan gurih.Saat ini, beras merah memang sudah jamak beredar di pasaran. Nasi merah bukan sekadar sajian dari beras merah saja melainkan juga sajian penuh gizi. Beras merah yang digunakan untuk membuat Sego Abang dipilih dengan selektif. Mulai dari cara pemetikan padi, pengolahan menjadi beras, hingga penyajian di atas meja. Pemanenan padi sengaja dilakukan helai per helai dengan pemotongan batang padi menggunakan ani-ani.

Padi yang ditumbuk jumlahnya disesuaikan dengan banyaknya beras merah yang akan dimasak. Memasak beras merah pun harus menggunakan tungku tanah liat dengan memakai kayu bakar. Beras harus diaru sebelum kemudian ditanak menggunakan kukusan dari anyaman bambu (soblok). Cara memasak tersebut membuat rasa nasi lebih gurih dan lunak, tetapi tidak lembek.Berbeda dengan nasi putih yang matang hanya dalam setengah jam, nasi merah baru siap dihidangkan setelah dimasak selama sekitar 45 menit. Sandingan menu yang wajib bagi Sego Abang adalah sayur lombok ijo. Sayur ini kaya dengan kuah santan dan diracik dari potongan cabai hijau yang dipadukan dengan tempe kedelai. Tumisan tempe yang digunakan sebagai pelengkap sayur pun bukan tempe sembarangan. Tempe tersebut harus dibuat dengan cara tradisional dan dibungkus daun pisang atau daun jati.

Sego Abang dipadu dengan Sayur Lombok Ijo


Kuah santan dengan racikan bumbu berupa bawang merah, bawang putih, jahe, dan kemiri ini menghadirkan rasa gurih bercampur pedas. Pengunjung yang ingin menambah rasa pedas sayur bisa menambah pesanan berupa sambal terasi serta sambal bawang. Selain sayur lombok ijo, juga tersedia lauk lain untuk pendamping, seperti daging sapi goreng, iso babat goreng, ikan wader goreng, dan urap trancam.

Sego abang dan sayur lombok itu tergolong sebagai makanan khas daerah yang memiliki gizi yang tinggi. Nilai giz tersebut diperoleh dari kualitas beras, cara memasak dan penyajiannya. Beras merah tercatat memiliki kadar protein yang lebih tinggi dibanding dengan beras putih yang dominan karbohidratnya. Selain itu, beras merah dihasilkan dari ladang sawah padi gogo yang tidak menggunakan produk pupuk kimia maupun pestisida. Oleh karena itu, bagi penggemar masakan organik, Sego Abang bisa menjadi pilihan utama. Keistimewaan yang lain adalah bagi penikmat Sego Abang yang sedang menjalani program diet. Mengkonsumsi Sego Abang tidak menggemukkan badan, karena tingginya kadar protein yang terkandung. Sehingga perut tetap kenyang tanpa perlu risau menjadi gemuk.

Harga Satu Porsi Segi Abang Jirak

Satu porsi Sego Abang dijual seharga Rp 2.000 dan sayur lombok hijau Rp 3.000. Sementara, satu piring daging sapi dihargai Rp 40.000, satu piring iso babat Rp 20.000, satu piring ikan wader Rp 15.000, dan Rp 2.500 untuk sepiring urap trancam. Sego Abang dan menu sayur Lombok ijo, dapat dinikmati wisatawan di desa Jirak, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, D.I Yogyakarta.

Selasa, 07 Oktober 2008

Menikmati Sedapnya Soto Kudus

    Menikmati Sedapnya Soto Kudus
    Soto Kudus

    Saat kondisi tubuh sedang tidak fit ataupun terserang flu, biasanya makanan yang dicari adalah makanan yang hangat dan berkuah. Salah satu jenis makanan tersebut adalah soto. Soto memang merupakan masakan yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, warung soto tersebar hampir di seluruh pelosok Nusantara.
    Namun di antara sekian banyak pilihan, ada soto yang unik dan berbeda dari soto kebanyakan, yakni Soto Kudus. Satu hal yang membedakan Soto Kudus dari soto lainnya terletak pada penggunaan bahan dasar soto. Jika selama ini kita mengenal soto berbahan dasar daging sapi, maka kita tidak akan pernah menemukan Soto Kudus yang berbahan dasar sapi. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan yang telah dianut oleh masyarakat Kudus secara turun temurun.
    Konon katanya, pada saat Sunan Kudus menyebarkan agama Islam, di Kudus sudah ada penduduk yang memeluk agama Hindu. Warga Hindu ini menganggap sapi adalah hewan yang suci dan tidak boleh dikonsumsi. Beranjak dari hal tersebut, Sunan Kudus menganjurkan supaya warga yang beragama Islam tidak memotong daging sapi serta mengkonsumsinya. Hal ini bertujuan untuk menghormati umat Hindu yang telah lebih dulu ada di wilayah tersebut. Beliau menyarankan supaya warga memakan daging hewan lainnya, yakni daging kerbau atau daging ayam. Kebiasaan tersebut berlangsung terus-menerus hingga saat ini, sehingga tidak lazim bagi penduduk asli Kudus menyantap daging sapi. Oleh karena itu, di kota asalnya Soto Kudus berbahan dasar daging ayam maupun daging kerbau.
    Soto Kudus biasa disajikan dalam mangkuk porselin Cina mungil. Banyak yang percaya bahwa penyajian menggunakan mangkuk poselin Cina akan menambah cita rasa soto tersebut. Selain mangkuknya yang unik, soto tersebut dimasak menggunakan periuk tanah liat yang dipanasi secara terus-menerus. Hal ini menciptakan aroma dan cita rasa yang khas. Racikan Soto Kudus sedikit berbeda dari soto-soto lainnya. Anda tak akan pernah menemukan soun dalam Soto Kudus yang Anda pesan. Soto Kudus hanya berisikan nasi, suwiran ayam atau potongan daging kerbau, irisan kol, tauge, seledri, dan taburan bawang goreng. Jika Anda tidak suka nasinya dicampur dengan kuah soto, Anda dapat memesan supaya nasi dan sotonya dipisah. Sebagai pelengkap biasanya terdapat telur rebus yang telah dibelah, irisan jeruk nipis, sambal, dan kecap. Oleh karena itu, saat menyeruput kuah soto akan terasa manis dan gurih. Bagi yang tidak terlalu suka dengan rasa manis, Anda tinggal menambahkan sambal atau kucuran air jeruk nipis, soto pun akan terasa lebih segar. 
    Jika Anda masih merasa lapar, Anda tinggal menambahkan gorengan ke dalam mangkuk soto Anda. Anda tinggal memilih, ada perkedel, tempe goreng, sate usus, sate telur puyuh, sate paru, dan masih banyak lagi. Sebagai minumannya Anda dapat memesan es kopyor, es teh, es jeruk, maupun es jeruk nipis. Setelah menikmati semuanya itu dijamin Anda pasti ketagihan. Selain sebagai pengisi perut yang lapar, Soto Kudus juga bagus untuk mengembalikan stamina yang sedang turun. Hal itu dikarenakan kuah soto kaya akan vitamin dan protein yang berguna untuk menjaga daya tahan tubuh.

    Harga Soto Kudus Per Porsi

    Harga Soto Kudus bervariasi tergantung di warung mana Anda membelinya. Rata-rata harga Soto Kudus adalah Rp5.000,00 per mangkuk.  

    Menikmati Sedapnya Soto Kudus
    Harga Soto Kudus per Porsi

    Untuk menikmati semangkuk Soto Kudus Anda tidak perlu jauh-jauh datang ke Kota Kudus, karena soto ini ada hampir di semua daerah. Namun, bagi yang ingin mencicipi soto ini di kota asalnya silahkan Anda datang ke Kudus dan Anda akan menemukan banyak penjual soto di sana. Hampir di tiap sudut kota ada penjual soto. Beberapa warung soto yang sudah terkenal antara lain: Warung Soto Bu Jatmi di kawasan Jl. Wahid Hasyim No. 43 Kudus, Soto Kudus Pak Denuh di Jl. R. Agil Kumadya, atau Warung Soto Kerbau Pak Siban.

Senin, 15 September 2008

Legitnya Bakpia Pathok Yogyakarta

Bakpia Pathuk

Bakpia Pathok merupakan penganan khas Yogyakarta yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta menjadikan Bakpia sebagai oleh-oleh wajib bagi kerabat mereka di rumah. Namun, satu hal yang perlu Anda ketahui, Bakpia sebenarnya bukanlah makanan yang berasal asli dari Yogyakarta, melainkan berasal dari China.

Di negara asalnya, Bakpia memiliki nama asli Tou Luk Pia (berasal dari dialek Hokkian) yang secara harafiah berarti kue yang berisi daging. Entah lidah siapa yang pertama kali ‘terpeleset’ menyebutnya menjadi Bakpia. Meskipun berasal dari China, Bakpia yang ada di Yogyakarta telah mengalami adaptasi rasa dan evolusi bentuk yang disesuaikan dengan lidah masyarakat lokal. Bakpia yang ada di Yogyakarta tidak lagi berisi daging, melainkan berisi kacang hijau. Lantas bagaimana awal mula Bakpia menjadi makanan khas Yogyakarta?

Pada tahun 1948, ada keluarga keturunan Tionghoa bernama Goei Gee Oe yang mencoba membuat Bakpia sebagai industri rumahan. Saat itu Bakpia buatannya tidak dijual di toko melainkan dijajakan secara eceran, dari rumah ke rumah. Bakpia buatan Goei Gee Oe itu juga belum dikemas dan diberi label seperti saat ini, melainkan hanya dimasukkan dalam besek (wadah makanan berbentuk kotak yang terbuat dari anyaman bambu).

Setelah sekian lama berlalu, peminat Bakpia pun semakin meningkat, sehingga pada tahun 1980 mulai muncul produsen-produsen Bakpia di kawasan Pathok. Kali ini para pembuat Bakpia tidak lagi menjualnya dari pintu ke pintu melainkan sudah membuka toko di rumahnya. Bakpia pun dikemas menggunakan dos atau kertas karton dengan merk dagang berupa nomer rumah pembuatnya dan dikenal dengan nama Bakpia Pathuk. Pelabelan Bakpia dengan merk dagang berupa nomor rumah itu masih tetap bertahan hingga saat ini. Oleh karena itu, Anda tidak perlu bingung saat melihat merk Bakpia yang terdiri dari angka-angka yang berbeda.

Manis, legit, dan gurih. Itu adalah kata yang biasa muncul dari orang-orang yang baru saja menikmati Bakpia. Tentu saja hal itu benar. Rasa manis dan legit tercipta dari campuran kacang hijau dan gula sebagai isi Bakpia. Sedangkan rasa gurih muncul dari kulit luar yang terbuat dari adonan tepung dicampur dengan minyak nabati yang kemudian dipanggang. Perpaduan rasa itu menimbulkan kenikmatan tersendiri dalam setiap gigitannya.

Dapur Pembuatan Bakpia Pathuk


Seiring dengan tuntutan pelanggan, saat ini Bakpia tidak hanya berisikan kacang hijau saja. Bagi Anda yang suka keju, saat ini telah hadir Bakpia dengan isi keju. Selain itu, ada juga Bakpia dengan isi kumbu hitam dan cokelat. Citarasa yang muncul pun menjadi semakin bervariasi sehingga tidak membosankan pelanggannya.

Toko Bakpia yang ada di kawasan Pathuk Yogyakarta tidak hanya menjual Bakpia saja. Namun, mereka juga menawarkan pesona wisata tersendiri yakni pembeli diijinkan melihat proses pembuatan Bakpia. Tak hanya itu, toko yang sekaligus pabrik ini juga memperbolehkan wisatawan untuk turut serta mencoba membuat Bakpia, mencampur adonan isi dengan kulit kemudian memanggangnya. Tentu saja ini menjadi satu keistimewaan tersendiri. Selain bisa mendapatkan Bakpia dengan rasa sesuai selera, pembeli juga mendapatkan wawasan baru tentang cara pembuatan Bakpia.

Harga Satu Kotak Bakpia Pathok


Harga satu kotak Bakpia bervariasi tergantung dari jumlah, isi, dan merknya. Bakpia dengan isi coklat atau keju tentu lebih mahal dibandingkan dengan Bakpia isi kacang hijau. Rata-rata harga satu kotak Bakpia berkisar antara Rp 15.000,00 – Rp. 25.000,00.Harga satu kotak Bakpia bervariasi tergantung dari jumlah, isi, dan merknya. Bakpia dengan isi coklat atau keju tentu lebih mahal dibandingkan dengan Bakpia isi kacang hijau. Rata-rata harga satu kotak Bakpia berkisar antara Rp 15.000,00 – Rp. 25.000,00.

Harga Bakpia Pathok

Menemukan oleh-oleh khas Kota Yogyakarta ini merupakan hal yang mudah, karena hampir semua toko oleh-oleh yang tersebar di Yogyakarta menjual penganan khas ini. Namun, jika Anda ingin melihat proses pembuatannya, lebih baik Anda membelinya di pusat pembuatan Bakpia ini, yakni di Jalan Aip II KS Tubun, Pathuk, Ngampilan, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Provinsi DIY.

Daerah yang terletak di belakang kawasan Malioboro ini mudah dicapai menggunakan becak, andong, kendaraan bermotor, maupun berjalan kaki. Di Pathuk, Anda dapat memilih Bakpia sesuka hati. Karena di kawasan itu terdapat banyak toko Bakpia yang menjual Bakpia dengan berbagai macam rasa.

Senin, 01 September 2008

Kipo Camilan Khas Kotagede Yogyakarta

Kipo Camilan Khas Kotagede Yogyakarta
Kipo

Bisa jadi kening Anda akan sedikit berkerut saat mendengar kata Kipo. Kemudian saat mengetahui bahwa Kipo adalah nama makanan mungkin Anda akan menduga bahwa makanan tersebut sejenis dengan Bakpao dan sama-sama berasal dari negeri China. Sekilas dengar memang ada sedikit kemiripan antara Kipo dan Bakpao. Tapi Anda jangan buru-buru menyimpulkan. Satu hal yang harus Anda ketahui bahwa Kipo dan Bakpao merupakan makanan yang berbeda jauh, baik dari segi bentuk, rasa, maupun asal makanan tersebut.

Kipo merupakan camilan khas yang berasal dari Kotagede, Yogyakarta. Berbentuk bulat kecil dengan paduan rasa manis dan gurih, sangat pas dijadikan penganan pendamping minum teh di sore hari. Nama Kipo sendiri berasal dari singkatan kata “Iki opo?” atau yang dalam bahasa Indonesia berarti “ini apa?”.

Adalah Bu Djito, seorang wanita yang berdomisili di Kotagede yang pertama kali berinisiatif menciptakan penganan ini. Sekitar tahun 60-an beliau mulai memproduksi Kipo untuk dijual diwarungnya. Saat itu Kipo belum memiliki nama. Ketika banyak orang melihat penganan unik tersebut mereka lantas bertanya “Iki Opo?”. Dari pertanyaan yang sering muncul itulah lantas Bu Djito memutuskan memberi nama Kipo bagi penganan yang dibuatnya.

Larisnya Kipo buatan Bu Djito membuat banyak warga Kotagede membuat penganan yang sama dan menjualnya di sudut-sudut Kotagede. Oleh karena itu, Kipo disebut sebagai makanan khas Kotagede. Berbeda dengan Bakpia Patuk maupun Gudeg yang bisa dijumpai di seluruh sudut Kota Yogyakarta, Kipo ini hanya ditemukan di Kotagede dan tidak dijual di tempat lain. Jadi, Anda yang penasaran dan ingin mencicipi penganan unik bernama Kipo ini silakan datang ke Kotagede untuk membelinya.

Kipo Camilan Khas Kotagede Yogyakarta
Kios Kipo Bu Djito

Salah satu keunikan Kipo tentu saja terletak pada bentuk dan rasanya yang terkesan ndeso. Sepotong Kipo besarnya tidak lebih dari ibu jari orang dewasa, dan rata-rata berbentuk bulat pipih. Kipo terbuat dari adonan beras ketan yang dicampur santan dan garam, kemudian diisi dengan enten-eten yang terbuat dari parutan kelapa muda dicampur dengan gula jawa. Setelah adonan selesai dibentuk, adonan ini akan disusun di atas daun pisang kemudian dipanggang menggunakan wajan yang terbuat dari tanah liat. Aroma wangi daun pandan dan daun pisang akan mengiringi adonan yang sedang dipanggang.

Pada awal-awal pembuatannya, Kipo ini dipanggang dengan cara tradisional, yakni menggunakan tungku kayu. Namun seiring perkembangan zaman, hampir sebagain besar produsen Kipo beralih menggunakan kompor minyak maupun kompor gas untuk memanggang adonan Kipo. Walaupun proses pemanggangan sudah tidak menggunakan tungku lagi, cita rasa Kipo tidaklah berbeda jauh dengan Kipo yang dimasak secara tradisional.

Kipo Camilan Khas Kotagede Yogyakarta
Kipo yang sedang dipanggan dengan daun pisang

Keistimewaan lainnya adalah pewarna yang digunakan untuk mewarnai Kipo berasal dari pewarna alami bukan bahan-bahan kimia. Warna hijau yang digunakan untuk pewarna adonan berasal dari perasan daun suji dan daun pandan. Sedangkan enten-enten berwarna coklat karena hasil perpaduan antara parutan kelapa dan gula jawa.

Berhubung Kipo tidak menggunakan bahan pengawet, maka makanan ini tidak tahan lama. Kipo paling hanya bertahan satu hingga dua hari. Jadi jika Anda ingin menjadikan Kipo sebagai oleh-oleh liburan Anda, lebih baik Anda membelinya sesaat sebelum Anda beranjak meninggalkan Yogyakarta.

Harga Camilan Kipo

Untuk dapat menikmati makanan khas yang unik ini, Anda tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Satu bungkus kipo biasanya di jual dengan rentang harga Rp 1.000,00 – Rp 1.500,00. Dalam satu bungkus terdapat 5 buah kipo. Anda tertarik mencicipinya? Segeralah bergegas ke Kotagede, Yogyakarta. 

Kipo Camilan Khas Kotagede Yogyakarta


Camilan khas ini hanya dapat Anda temukan di daerah Kotagede, Yogyakarta, tepatnya di sepanjang jalan Mondarakan atau di Pasar Kotagede. Untuk mencapai lokasi tersebut Anda dapat menggunakan bus Trans Jogja trayek 3A dan 3B dengan ongkos Rp 3.000 untuk sekali jalan. Anda juga bisa naik taksi, Andong, atau becak guna menuju daerah tersebut.

Sop Senerek Masakan Khas Kota Magelang

    Sop Senerek Masakan Khas Kota Magelang
    Sop Senerek

    Apa persamaan antara Getuk Magelang dan Sop Senerek? Jawabannya adalah, kedua makanan tersebut sama-sama berasal dari Kota Magelang. Namun, meski berasal dari kota yang sama, ada satu hal yang membedakan keduanya. Jika Getuk Magelang merupakan makanan berbahan dasar ketela dengan resep asli Indonesia, Sop Senerek adalah makanan yang terpengaruh oleh resep masakan Belanda.
    Sop Senerek merupakan makanan favorit penduduk Kota Magelang yang telah ada sejak zaman pendudukan Belanda di Indonesia. Kata Senerek sendiri bermula dari bahasa Belanda “Snert” yang artinya kacang polong. Untuk memudahkan pengucapan, warga Magelang zaman dulu mengubah kata Snert menjadi Senerek. Namun pengadopsian kata ini sebenarnya juga kurang sesuai karena bahan dasar Sup Senerek bukanlah kacang polong yang berwarna hijau melainkan kacang merah.
    Menikmati semangkuk Sop Senerek yang berisi daun bawang, kacang merah, bayam, potongan iga sapi serta kuah panas yang beraroma sedap, ditemani rintik hujan sore hari di Kota Magelang akan menjadi pengalaman yang selalu ingin Anda ulang.
    Bahan utama untuk membuat sup ini adalah kacang merah dan potongan iga sapi. Proses memasak Sop Senerek tidak jauh berbeda dengan memasak sup lainnya. Hanya saja Sup Senerek membutuhkan waktu yang agak lama. Hal ini dikarenakan lamanya proses pengempukan kacang merah dan iga sapi. Semakin lama memasak, kuah atau kaldu yang dihasilkan akan semakin lezat dan rasa bumbu-bumbu akan menyatu. Setelah kacang merah dan iga sapi hampir empuk, masakan tersebut ditambah pula dengan irisan wortel, daun bawang, serta bayam. Bagi Anda yang mengalami gejala flu, sup ini sangat bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dikarenakan Sup Senerek kaya akan protein dan vitamin yang diperlukan bagi kekebalan tubuh. Apalagi jika ditambahkan dengan sedikit sambal atau kecap, sensasi rasa Sup Senerek dijamin semakin membuat lidah bergoyang.

    Harga Sop Senerek per Porsi

    Hanya dengan mengeluarkan uang sebesar Rp7.000,00 pengunjung sudah dapat menikmati semangkuk Sop Senerek yang lezat ini bersama sepiring nasi putih.  Hampir di setiap sudut Kota Magelang terdapat warung yang menyajikan Sop Senerek sebagai menu utamanya. Namun, ada satu warung yang terkenal dan ramai dikunjungi pembeli, yaitu Warung Bu Atmo. 

    Sop Senerek Masakan Khas Kota Magelang
    Sop Senerek bu Admo

    Warung Sop Senerek Bu Atmo sudah ada sejak tahun 1967. Warung ini terletak kira-kira 2 kilometer dari Alun-alun Kota Magelang, tepatnya di Jalan Mangkubumi, kawasan Jendralan Magelang.

Rabu, 20 Agustus 2008

Mie Ongklok Wonosobo

    Mie Ongklok Wonosobo

    Jika suatu saat Anda berkesempatan berkunjung ke objek wisata Dieng, jangan lupa untuk mampir ke kota kecil nan cantik di kaki selatan pegunungan tersebut, yaitu Kota Wonosobo. Terletak di antara dataran tinggi Dieng, Gunung Sindoro Sumbing membuat kota ini memiliki suhu udara yang relatif dingin. Selain mengandalkan dataran tinggi Dieng sebagai tujuan wisata utama, kota ini juga memiliki beberapa objek wisata menarik yang dapat Anda kunjungi. Objek wisata tersebut antara lain pemandian air hangat Kalianget dan agrowisata Tambi. Tak hanya itu, jika Anda lelah berwisata, Anda dapat mencicipi makanan khas kota ini, yakni Mie Ongklok.
    Mie Ongklok merupakan makanan khas sekaligus makanan kebanggaan warga Kota Wonosobo. Menurut cerita yang beredar, pencipta resep Mie Ongklok ini adalah Pak Muhadi. Konon, Pak Muhadi menciptakan resep ini secara tidak sengaja. Pada saat mudanya, Pak Muhadi bekerja di tempat juragan bakmi. Setelah bekerja beberapa waktu, Pak Muhadi berkeinginan untuk mandiri. Lalu Pak Muhadi memutuskan untuk membuka usaha sendiri dengan mie sebagai menu utama. Saat itu Pak Muhadi berjualan mie secata berkeliling menggunakan gerobak. Tidak puas dengan resep mie yang biasa-biasa saja, maka Pak Muhadi berkeinginan untuk menciptakan resep yang baru. Maka dimulailah proses coba-coba itu. Dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada, akhirnya Pak Muhadi menemukan sebuah resep yang di kemudian hari dikenal sebagai Mie Ongklok.
    Berbahan dasar mie kuning, kucai, dan kubis yang merupakan sayuran utama masyarakat Wonosobo membuat Mie ongklok terasa pas dengan lidah orang Wonosobo, sehingga menjadi makanan favorit warga kota ini. Dengan kondisi geografis Wonosobo yang terletak di dataran tinggi dan bertemperatur dingin membuat mie ini sangat pas dinikmati ketika masih panas.

    Sebenarnya tidak jelas benar mengapa makanan ini dinamakan Mie Ongklok. Penamaan itu mungkin didasarkan dari proses memasaknya yang di-ongklok-onglok. Di-ongklok-ongklok bisa berarti diaduk dengan cara dilempar-lemparkan ke atas menggunakan wadah. Isi dalam wadah tersebut akan terhambur ke atas kemudian terkumpul lagi dalam wadah dan tidak tumpah atau berceceran.
    Proses memasak mie ini tidaklah sulit, hampir sama dengan proses pembuatan mie ayam. Mie kuning bersama irisan kucai serta kubis direbus dan diongklok-ongklok dalam sebuah wadah yang menyerupai sendok sayur berukuran besar yang terbuat dari bambu kecil dan di beri pegangan. Jika mie dan sayuran telah layu, campuran tersebut dituang ke dalam mangkuk, di beri bumbu penyedap dan disiram dengan kuah kental berwarna kecoklatan. Kuah yang sekilas seperti lendir ini merupakan campuran adonan bawang merah, bawang putih, tepung tapioka dan ebi. Setelah itu, ditambah dengan sambal kacang dan terakhir ditaburi bawang goreng.
    Jika Anda suka pedas, penjual akan menambahkan sambal dengan cara mengulek beberapa cabe rawit menggunakan sendok di dasar mangkuk sebelum rebusan mie dan sayur dituang ke dalam mangkuk. Namun, ada juga penjual yang telah menyiapkan sambal berupa cabe yang ditumbuk dengan dibumbui sedikit terasi. Mie ongklok akan lebih nikmat jika dimakan bersama menu pendamping, yaitu sate sapi. Sate sapi ini berbumbu kacang dan kecap, sehingga rasanya manis. Campuran keduanya akan menciptakan perpaduan rasa yang unik dan tak kan pernah Anda dapatkan dari mie-mie lainnya.
    Selain sate sapi, ada menu pendamping lainnya, yaitu tempe kemul dan lekok. Dalam bahasa Jawa, kemul berarti selimut, jadi tempe kemul adalah tempe yang diselimuti adonan tepung. Namun Anda jangan membayangkan seperti tempe tepung yang biasa Anda jumpai, karena tempe kemul dan tempe tepung sangatlah berbeda. Dalam adonan tempe kemul biasanya akan ditambahkan kunyit sebagai pewarna dan irisan kucai. Sedangkan lekok atau geblek terbuat dari tepung tapioka yang digoreng. Orang-orang dari luar Wonosobo sering menyebut makanan ini sebagai cireng
    Secara penampilan Mie Ongklok mungkin terlihat kurang menarik karena ada cairan kecoklatan yang menyerupai lendir di atasnya. Namun seperti kata pepatah ”don’t judge a book by it’s cover”, begitu pula masakan ini. Jangan pernah bilang tidak enak jika Anda belum mencobanya, karena sekali mencoba mie ini, Anda pasti akan ketagihan. Jadi, jangan pernah lewatkan kesempatan untuk menikmati Mie Ongklok jika Anda berada di Kota Wonosobo. 

    Harga per Porsi Mie Ongklok Wonosobo

    Untuk dapat menikmati semangkuk mie yang lezat ini Anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Meski tiap penjual memiliki harga yang berbeda, namun harga satu mangkuk Mie Ongklok biasanya berkisar antara Rp3.500 hingga Rp4.000. Selain itu, untuk menu pendamping, seporsi sate sapi isi 10 tusuk dijual Rp10.000. Sedangkan untuk gorengan (tempe kemul dan lekok) di hargai Rp500 per buah. 
    Menemukan penjual Mie Ongklok di Kota Wonosobo bukanlah hal yang sulit karena ada banyak penjual Mie Ongklok yang mangkal di berbagai tempat. Namun, Mie Ongklok yang sudah memiliki nama dan sering dijadikan rujukan oleh penggemar wisata kuliner adalah Mie Ongklok Pak Muhadi yang beralamat di Jalan A. Yani (depan Restoran Wonoboga) yang merupakan jalan utama Kota Wonosobo atau Mie Ongklok Longkrang di Jalan Pasukan Ronggolawe.

    Mie Ongklok Wonosobo
                                                      Mie Ongklok Pak Muhadi

    Selain itu, ada juga Mie Ongklok Bu Umi yang terletak di Jalan Masjid, daerah Kauman Utara. Ketiga tempat tersebut berada di tengah Kota Wonosobo dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.



Selasa, 05 Agustus 2008

Soto Banjar Bang Amat, Kuliner Khas Kalimantan Selatan

Soto Banjar Bang Amat, Kuliner Khas Kalimantan Selatan
Soto Banjar Dengan Irisan Lontong

Kuliner khas yang wajib dicoba bagi wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Selatan adalah Soto Banjar. Dari sekian banyak restoran, rumah makan, maupun warung yang menyediakan menu Soto Banjar, Warung Soto Banjar Bang Amat adalah salah satu warung yang direkomendasikan. Setiap hari, apalagi selepas jam istirahat siang, warung ini selalu penuh sesak. Kesibukan karyawan yang membawa piring soto dan gelas pesanan akan selalu dilihat.Warung soto ini buka mulai pukul 07.00 Wita. Keramaian akan segera terlihat mulai pukul 08.00 Wita. Supaya tidak terjadi antrian yang panjang, biasanya piring yang sudah berisi bahan-bahan untuk soto disusun berjejer pada sebuah meja khusus. Sehingga pada saat pengunjung datang, karyawan warung tinggal mengambil piring dan memberinya kuah soto.

Pemilik warung ini adalah H. Ahmad Lawwani. Supaya mudah diingat, H. Ahmad lantas menyingkat namanya menjadi Amat untuk dijadikan nama warung sotonya. lokasinya warungnya pun sangat eksotis, berada di tepi Sungai Pengambangan (anak Sungai Martapura).Sepiring Soto Banjar Bang Amat dapat dinikmati dengan nasi atau lontong. Agar tidak salah pesan, jika pengunjung ingin makan soto dengan nasi, maka pesanlah dengan menyebut nasi sop. Sedangkan, jika pengunjung memesan dengan menyebut soto, itu berarti soto akan dihidangkan dengan lontong. Dalam penyajiannya, Soto Banjar Bang Amat ini  akan dilengkapi dengan irisan separuh telur bebek rebus. Pengunjung juga bisa menambahkan sepotong paha ayam jika berminat. Menu tambahan yang sayang jika tidak dipesan adalah sate ayam. meskipun Meskipun menu ini dapat dipesan terpisah tanpa soto, hampir semua pemesan soto di warung ini menyandingkannya sebagai teman menikmati soto.

Soto Banjar Bang Amat, Kuliner Khas Kalimantan Selatan
Warung Soto Banjar Bang Amat


Racikan Soto Bang Amat di warung ini benar-benar merepresentasikan kekayaan Soto Banjar. Bumbu-bumbu seperti kapulaga, kayumanis, cengkeh, serta bunga sisir diramu ke dalam kuah yang dimasak dengan cara turun-temurun dari lelulur Haji Amat. Jika pengunjung menyeruput kuah soto ini, nuansa yang tercipta di lidah mula-mula adalah gabungan antara cita rasa berat lemak yang dihasilkan irisan daging ayam, telur bebek, serta susu. Kuah Soto Bang Amat ini memang diramu dengan tambahan susu. Begitu kecapan kuah ini berdiam di lidah sejenak, barulah terasa bahwa keberadaan rempah dalam racikan kuah soto ini mampu menawarkan lemak yang terasa di awal. Lemak soto ini akan semakin hilang jika pengunjung menambahkan perasan jeruk nipis yang disediakan. Selain menetralisir lemak, air pesaran jeruk ini juga akan menambah rasa asam kuah.
Irisan daging ayam yang disajikan Soto Bang Amat juga empuk. Selain rasanya yang gurih karena dibuah dengan bumbu yang sama dengan kuah, jumlah irisan daging ayam dalam sepiring soto juga pas dengan komposisi soto. Artinya, jika pengunjung ingin menikmati setiap suapan dengan irisan ayam, jumlah irisan daging ayam tidak akan habis.

Keistimewaan lain juga terletak di menu sate ayam Soto Bang Amat. Bumbu kacang sate ini benar-benar terasa di lidah. Setelah diusut, ternyata kacang yang digunakan dalam pembuatan bumbu bukanlah kacang tanah, melainkan kacang mete pilihan. Tentu saja, bumbu kacang akan lebih lembut dan menciptakan citarasa lebih gurih. Sajian soto dan sate di Warung Soto Bang Amat ini lebih baik jika di padukan dengan minuman dingin, seperti es jeruk maupun es teh. Dua minuman ini akan menetralisir lemak yang terkandung di dalam kuah maupun daging ayam. Selain keistimewaan di atas, lokasi Warung Soto Bang Amat sangat eksotis, yakni berada di tepi Sungai Pengambangan (anak Sungai Martapura). Suasana ini akan membuat acara pengisian perut pengunjung semakin lengkap. Suasana dan nuansa citarasa inilah yang sukar untuk dilupakan, sehingga akan membuat siapa pun yang pernah mengunjunginya berniat kembali lagi.

Harga Soto Banjar per Porsi

Seporsi Soto Banjar Bang Amat dihargai Rp 13.000,00. Sedangkan untuk sepiring sate ayam yang berisi 10 tusuk dihargai Rp 10.000,00. Untuk menu minuman seperti es teh dan es jeruk dihargai Rp 2.000,00. Warung Soto Bang Amat ini terletak di Jl. Banua Anyar RT. 02 No. 56, Kelurahan Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Indonesia. 

Soto Banjar Bang Amat, Kuliner Khas Kalimantan Selatan


Untuk menuju Warung Soto Bang Amat ini, pengunjung bisa melalui jalan darat dengan sedikit memutar. Namun, pengunjung juga bisa memotong jalur dengan cara menyeberang  dari Museum Wasaka. Hanya dengan membayar Rp 1.000,00 per orang, pengunjung dapat naik kapal kecil atau yang biasa disebut klotok. Waktu yang diperlukan untuk sampai ke Warung Soto Bang Amat hanya 5 menit. Selain menikmati sajian kuliner Soto Banjar, di Warung Soto Banjar Bang Amat ini pengunjung juga akan dimanjakan dengan pertunjukkan live music.Pertunjukan ini berupa sajian musik tradisonal Kalimantasn Selatan, panting yang membawakan lagu-lagu tradisional Banjarmasin seperti Ampar-ampar Pisang, Paris Barantai, Danding,Kambang Goyang, dan lagu-lagu sweet memories lainnya.



Selasa, 22 Juli 2008

Keunikan Nasi Liwet Solo

    Keunikan Nasi Liwet Solo
    Nasi Liwet Solo

    Jika Anda berkunjung ke Kota Surakarta, atau sering dikenal dengan sebutan Solo, terasa kurang lengkap sebelum menikmati kelezatan Nasi Liwet, masakan khas dari Solo. Nasi Liwet adalah masakan yang terdiri dari nasi putih yang dimasak pulen dan dilengkapi dengan berbagai jenis sayur dan lauk, seperti sayur labu siam, ayam areh yang disuwir-suwir (diiris-iris) dengan bentuk memanjang, dan telur pindang. Nasi Liwet juga tambah nikmat jika disantap dengan kerupuk rambak, yaitu sejenis kerupuk yang terbuat dari kulit sapi.
    Keberadaan masakan ini sudah cukup terkenal sampai ke kota-kota di sekitarnya, seperti Yogyakarta, Klaten, dan Boyolali. Nasi Liwet ini juga telah dikenal di Kota Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Banyak restoran-restoran di kota itu yang menjadikan Nasi Liwet khas Solo ini sebagai salah satu menu utamanya.

    Nasi Liwet terkenal dengan teksturnya yang pulen dan rasanya yang gurih. Rasa gurih ini muncul dari hasil rebusan nasi yang dimasak dengan cara dikaru (dituangi) dahulu dengan air santan kelapa. Nikmatnya Nasi Liwet ini juga semakin bertambah lezat bila ditambah dengan sayur dan lauk-pauk pendukungnya.  Keunikan lain dari masakan ini ialah disajikan dengan menggunakan daun pisang, baik sebagai pembungkus maupun suru-nya, yaitu sendok yang dibuat dari daun pisang. Konon, daun pisang tersebut dapat menambah rasa gurih pada masakan ini. Sebab selain bentuknya yang alami, daun pisang juga jauh dari kontaminasi zat-zat kimiawi.

    Di samping rasanya yang lezat, masakan ini juga aman dikonsumsi bagi penderita kolesterol. Sebab, masakan ini tidak banyak mengandung minyak dan kandungan-kandungan berbahaya lainnya. Keistimewaan lainnya ialah Nasi Liwet tergolong menu jajanan yang murah, mudah didapatkan, dan sekaligus mengenyangkan.

    Harga per Porsi Nasi Liwet Solo

    Dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 5.000—Rp 7.500, pengunjung dapat menikmati satu porsi Nasi Liwet yang terdiri dari Nasi Liwet, berbagai macam lauk, dan kerupuk rambak. Tak hanya itu, pengunjung juga akan mendapatkan segelas air minum gratis. 


    Keunikan Nasi Liwet Solo
    Nasi Liwet di Sudut Kota Solo

    Namun, jika pelancong membeli masakan ini di restoran-restoran, jangan kaget jika harganya dapat mencapai puluhan hingga ratusan ribu rupiah.  Untuk mendapatkan Nasi Liwet Solo ini, pelancong dapat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah. Banyak pedagang yang menjajakan masakan khas ini di setiap sudut kota. Selain itu, terdapat juga sejumlah pedagang Nasi Liwet di timur Pasar Klewer, yang biasa berjualan di waktu pagi. 

Selasa, 15 Juli 2008

Ikan Kuah Pala Banda

    Ikan Kuah Pala Banda

    Masakan khas bernama Ikan Kuah Pala Banda ini hampir selalu hadir dalam setiap kesempatan, terutama kala Ramadhan tiba. Pada bulan sakral bagi umat muslim tersebut, Ikan Kuah Pala Banda selalu bersanding dengan menu-menu khas lainnya, seperti Dunang-dunang dan Kuah Asam Pala, utamanya pada saat sahur dan berbuka puasa.
    Namun, jangan dibayangkan bahwa Ikan Kuah Pala Banda hanya disajikan dalam satu ragam menu. Dalam tradisi masyarakat Maluku Tengah, Ikan Kuah Pala Banda yang di dalamnya terdiri dari sup ikan dan sambal bekasang biasa dimakan bersama nasi dan ikan laut bakar.
    Pengalaman menikmati masakan Ikan Kuah Pala Banda boleh jadi tidak akan terwakili ketika dilukiskan melalui bahasa. Namun, ketika menikmati menu yang terdiri dari sup ikan kuah pala dan sambal bekasang ini, Anda akan ditarik ke dalam nuansa Pulau Banda yang kaya akan buah pala. Seolah, aroma dan rasa dalam resep masakan ini mewakili alam Banda Naira.
    Agus Setyahadi mengisahkan dalam artikelnya di www.kompas.com, bahwa menurut penduduk setempat, kenikmatan sup ikan kuah pala ini sudah dikenal sejak zaman nenek moyang mereka. Bahkan, karena saking lezatnya, sup ikan kuah pala selalu disajikan untuk para petinggi tentara Belanda yang datang ke Banda. Tradisi santap itu berlangsung hingga kawanan tentara kongsi dagang Belanda angkat kaki dari Banda. Sumber sensasi kenikmatannya ada pada sup ikan kuah, terutama ketika rasa yang gurih, sedikit pedas, dan asam pala yang melebur menjadi satu melewati lidah Anda. Kuah sup berbahan pala ini akan terasa sangat segar. Rasa pedas muncul di sana lantaran pedas pala yang halus, dan hangatnya dapat menjalar hingga ke lambung. Sup ikan ini dapat disantap sebagai pembuka, namun oleh sebagian orang bisa juga disantap sebagai sup penutup.
    Sementara itu, pelengkap menu ini yang tidak boleh dilewatkan adalah sambal bekasang. Sambal ini melengkapi sensasi pedas menggigit lidah. Lidah juga digelitik rasa asam jeruk limau dalam sambal ini. Asam limau selain untuk menghilangkan aroma amis ikan, juga berfungsi menggugah selera makan.
    Membuat sambal bekasang diperlukan waktu yang relatif lama, yakni satu minggu. Untuk membuat bekasang dibutuhkan ikan cakalang yang digiling halus. Daging giling ikan tersebut lantas dicampur dengan garam dan diungkep selama satu minggu dan jadilah bekasang. Sambal biasanya ditambahi irisan bawang merah, tomat, dan sedikit minyak goreng supaya sedap dan gurih. Biasanya, sajian Ikan Kuah Pala Banda disertai pula dengan urap daun pepaya dan ikan kakap merah bakar yang berdaging lembut. Komposisi masakan yang demikian ini kemudian disantap bersama nasi. Dan, kombinasi sajian semacam ini hanya dapat Anda temui di Banda Naira, di gugusan pulau-pulau kecil yang diitari oleh laut berpalung dalam, tidak di tempat lain. Lebih dari itu, masakan ini teristimewakan lantaran tidak semua rumah makan menyediakan menu ini. Sebab, Ikan Kuah Pala Banda merupakan menu harian masyarakat Banda, sehingga justru sulit ditemui di restoran-restoran. Karena itu, ada baiknya Anda menanyakan kepada penduduk lokal, di mana dapat dijumpai masakan ini.

    Harga Ikan per Porsi Kuah Pala Banda 

    Harga masakan ini bergantung pada rumah makan yang Anda kunjungi. Dan perlu diketahui juga bahwa kuliner khas itu tidak disajikan setiap hari karena harus dipesan terlebih dahulu. Jika Anda hendak makan malam dengan menu ini, maka harus memesan sejak siang harinya.  Jika Anda menyambangi Kota Banda Naira di Pulau Banda melalui jalur laut (naik kapal), maka cari saja rumah makan di dekat Pelabuhan Naira. Di sana, Anda dapat memesan Ikan Kuah Pala Banda. Kendati demikian, kuliner khas masyarakat Maluku Tengah ini juga dapat dijumpai di sebagian rumah makan di Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi MalukuIndonesia.