Rabu, 20 Agustus 2008

Mie Ongklok Wonosobo

    Mie Ongklok Wonosobo

    Jika suatu saat Anda berkesempatan berkunjung ke objek wisata Dieng, jangan lupa untuk mampir ke kota kecil nan cantik di kaki selatan pegunungan tersebut, yaitu Kota Wonosobo. Terletak di antara dataran tinggi Dieng, Gunung Sindoro Sumbing membuat kota ini memiliki suhu udara yang relatif dingin. Selain mengandalkan dataran tinggi Dieng sebagai tujuan wisata utama, kota ini juga memiliki beberapa objek wisata menarik yang dapat Anda kunjungi. Objek wisata tersebut antara lain pemandian air hangat Kalianget dan agrowisata Tambi. Tak hanya itu, jika Anda lelah berwisata, Anda dapat mencicipi makanan khas kota ini, yakni Mie Ongklok.
    Mie Ongklok merupakan makanan khas sekaligus makanan kebanggaan warga Kota Wonosobo. Menurut cerita yang beredar, pencipta resep Mie Ongklok ini adalah Pak Muhadi. Konon, Pak Muhadi menciptakan resep ini secara tidak sengaja. Pada saat mudanya, Pak Muhadi bekerja di tempat juragan bakmi. Setelah bekerja beberapa waktu, Pak Muhadi berkeinginan untuk mandiri. Lalu Pak Muhadi memutuskan untuk membuka usaha sendiri dengan mie sebagai menu utama. Saat itu Pak Muhadi berjualan mie secata berkeliling menggunakan gerobak. Tidak puas dengan resep mie yang biasa-biasa saja, maka Pak Muhadi berkeinginan untuk menciptakan resep yang baru. Maka dimulailah proses coba-coba itu. Dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada, akhirnya Pak Muhadi menemukan sebuah resep yang di kemudian hari dikenal sebagai Mie Ongklok.
    Berbahan dasar mie kuning, kucai, dan kubis yang merupakan sayuran utama masyarakat Wonosobo membuat Mie ongklok terasa pas dengan lidah orang Wonosobo, sehingga menjadi makanan favorit warga kota ini. Dengan kondisi geografis Wonosobo yang terletak di dataran tinggi dan bertemperatur dingin membuat mie ini sangat pas dinikmati ketika masih panas.

    Sebenarnya tidak jelas benar mengapa makanan ini dinamakan Mie Ongklok. Penamaan itu mungkin didasarkan dari proses memasaknya yang di-ongklok-onglok. Di-ongklok-ongklok bisa berarti diaduk dengan cara dilempar-lemparkan ke atas menggunakan wadah. Isi dalam wadah tersebut akan terhambur ke atas kemudian terkumpul lagi dalam wadah dan tidak tumpah atau berceceran.
    Proses memasak mie ini tidaklah sulit, hampir sama dengan proses pembuatan mie ayam. Mie kuning bersama irisan kucai serta kubis direbus dan diongklok-ongklok dalam sebuah wadah yang menyerupai sendok sayur berukuran besar yang terbuat dari bambu kecil dan di beri pegangan. Jika mie dan sayuran telah layu, campuran tersebut dituang ke dalam mangkuk, di beri bumbu penyedap dan disiram dengan kuah kental berwarna kecoklatan. Kuah yang sekilas seperti lendir ini merupakan campuran adonan bawang merah, bawang putih, tepung tapioka dan ebi. Setelah itu, ditambah dengan sambal kacang dan terakhir ditaburi bawang goreng.
    Jika Anda suka pedas, penjual akan menambahkan sambal dengan cara mengulek beberapa cabe rawit menggunakan sendok di dasar mangkuk sebelum rebusan mie dan sayur dituang ke dalam mangkuk. Namun, ada juga penjual yang telah menyiapkan sambal berupa cabe yang ditumbuk dengan dibumbui sedikit terasi. Mie ongklok akan lebih nikmat jika dimakan bersama menu pendamping, yaitu sate sapi. Sate sapi ini berbumbu kacang dan kecap, sehingga rasanya manis. Campuran keduanya akan menciptakan perpaduan rasa yang unik dan tak kan pernah Anda dapatkan dari mie-mie lainnya.
    Selain sate sapi, ada menu pendamping lainnya, yaitu tempe kemul dan lekok. Dalam bahasa Jawa, kemul berarti selimut, jadi tempe kemul adalah tempe yang diselimuti adonan tepung. Namun Anda jangan membayangkan seperti tempe tepung yang biasa Anda jumpai, karena tempe kemul dan tempe tepung sangatlah berbeda. Dalam adonan tempe kemul biasanya akan ditambahkan kunyit sebagai pewarna dan irisan kucai. Sedangkan lekok atau geblek terbuat dari tepung tapioka yang digoreng. Orang-orang dari luar Wonosobo sering menyebut makanan ini sebagai cireng
    Secara penampilan Mie Ongklok mungkin terlihat kurang menarik karena ada cairan kecoklatan yang menyerupai lendir di atasnya. Namun seperti kata pepatah ”don’t judge a book by it’s cover”, begitu pula masakan ini. Jangan pernah bilang tidak enak jika Anda belum mencobanya, karena sekali mencoba mie ini, Anda pasti akan ketagihan. Jadi, jangan pernah lewatkan kesempatan untuk menikmati Mie Ongklok jika Anda berada di Kota Wonosobo. 

    Harga per Porsi Mie Ongklok Wonosobo

    Untuk dapat menikmati semangkuk mie yang lezat ini Anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Meski tiap penjual memiliki harga yang berbeda, namun harga satu mangkuk Mie Ongklok biasanya berkisar antara Rp3.500 hingga Rp4.000. Selain itu, untuk menu pendamping, seporsi sate sapi isi 10 tusuk dijual Rp10.000. Sedangkan untuk gorengan (tempe kemul dan lekok) di hargai Rp500 per buah. 
    Menemukan penjual Mie Ongklok di Kota Wonosobo bukanlah hal yang sulit karena ada banyak penjual Mie Ongklok yang mangkal di berbagai tempat. Namun, Mie Ongklok yang sudah memiliki nama dan sering dijadikan rujukan oleh penggemar wisata kuliner adalah Mie Ongklok Pak Muhadi yang beralamat di Jalan A. Yani (depan Restoran Wonoboga) yang merupakan jalan utama Kota Wonosobo atau Mie Ongklok Longkrang di Jalan Pasukan Ronggolawe.

    Mie Ongklok Wonosobo
                                                      Mie Ongklok Pak Muhadi

    Selain itu, ada juga Mie Ongklok Bu Umi yang terletak di Jalan Masjid, daerah Kauman Utara. Ketiga tempat tersebut berada di tengah Kota Wonosobo dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.



Selasa, 05 Agustus 2008

Soto Banjar Bang Amat, Kuliner Khas Kalimantan Selatan

Soto Banjar Bang Amat, Kuliner Khas Kalimantan Selatan
Soto Banjar Dengan Irisan Lontong

Kuliner khas yang wajib dicoba bagi wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Selatan adalah Soto Banjar. Dari sekian banyak restoran, rumah makan, maupun warung yang menyediakan menu Soto Banjar, Warung Soto Banjar Bang Amat adalah salah satu warung yang direkomendasikan. Setiap hari, apalagi selepas jam istirahat siang, warung ini selalu penuh sesak. Kesibukan karyawan yang membawa piring soto dan gelas pesanan akan selalu dilihat.Warung soto ini buka mulai pukul 07.00 Wita. Keramaian akan segera terlihat mulai pukul 08.00 Wita. Supaya tidak terjadi antrian yang panjang, biasanya piring yang sudah berisi bahan-bahan untuk soto disusun berjejer pada sebuah meja khusus. Sehingga pada saat pengunjung datang, karyawan warung tinggal mengambil piring dan memberinya kuah soto.

Pemilik warung ini adalah H. Ahmad Lawwani. Supaya mudah diingat, H. Ahmad lantas menyingkat namanya menjadi Amat untuk dijadikan nama warung sotonya. lokasinya warungnya pun sangat eksotis, berada di tepi Sungai Pengambangan (anak Sungai Martapura).Sepiring Soto Banjar Bang Amat dapat dinikmati dengan nasi atau lontong. Agar tidak salah pesan, jika pengunjung ingin makan soto dengan nasi, maka pesanlah dengan menyebut nasi sop. Sedangkan, jika pengunjung memesan dengan menyebut soto, itu berarti soto akan dihidangkan dengan lontong. Dalam penyajiannya, Soto Banjar Bang Amat ini  akan dilengkapi dengan irisan separuh telur bebek rebus. Pengunjung juga bisa menambahkan sepotong paha ayam jika berminat. Menu tambahan yang sayang jika tidak dipesan adalah sate ayam. meskipun Meskipun menu ini dapat dipesan terpisah tanpa soto, hampir semua pemesan soto di warung ini menyandingkannya sebagai teman menikmati soto.

Soto Banjar Bang Amat, Kuliner Khas Kalimantan Selatan
Warung Soto Banjar Bang Amat


Racikan Soto Bang Amat di warung ini benar-benar merepresentasikan kekayaan Soto Banjar. Bumbu-bumbu seperti kapulaga, kayumanis, cengkeh, serta bunga sisir diramu ke dalam kuah yang dimasak dengan cara turun-temurun dari lelulur Haji Amat. Jika pengunjung menyeruput kuah soto ini, nuansa yang tercipta di lidah mula-mula adalah gabungan antara cita rasa berat lemak yang dihasilkan irisan daging ayam, telur bebek, serta susu. Kuah Soto Bang Amat ini memang diramu dengan tambahan susu. Begitu kecapan kuah ini berdiam di lidah sejenak, barulah terasa bahwa keberadaan rempah dalam racikan kuah soto ini mampu menawarkan lemak yang terasa di awal. Lemak soto ini akan semakin hilang jika pengunjung menambahkan perasan jeruk nipis yang disediakan. Selain menetralisir lemak, air pesaran jeruk ini juga akan menambah rasa asam kuah.
Irisan daging ayam yang disajikan Soto Bang Amat juga empuk. Selain rasanya yang gurih karena dibuah dengan bumbu yang sama dengan kuah, jumlah irisan daging ayam dalam sepiring soto juga pas dengan komposisi soto. Artinya, jika pengunjung ingin menikmati setiap suapan dengan irisan ayam, jumlah irisan daging ayam tidak akan habis.

Keistimewaan lain juga terletak di menu sate ayam Soto Bang Amat. Bumbu kacang sate ini benar-benar terasa di lidah. Setelah diusut, ternyata kacang yang digunakan dalam pembuatan bumbu bukanlah kacang tanah, melainkan kacang mete pilihan. Tentu saja, bumbu kacang akan lebih lembut dan menciptakan citarasa lebih gurih. Sajian soto dan sate di Warung Soto Bang Amat ini lebih baik jika di padukan dengan minuman dingin, seperti es jeruk maupun es teh. Dua minuman ini akan menetralisir lemak yang terkandung di dalam kuah maupun daging ayam. Selain keistimewaan di atas, lokasi Warung Soto Bang Amat sangat eksotis, yakni berada di tepi Sungai Pengambangan (anak Sungai Martapura). Suasana ini akan membuat acara pengisian perut pengunjung semakin lengkap. Suasana dan nuansa citarasa inilah yang sukar untuk dilupakan, sehingga akan membuat siapa pun yang pernah mengunjunginya berniat kembali lagi.

Harga Soto Banjar per Porsi

Seporsi Soto Banjar Bang Amat dihargai Rp 13.000,00. Sedangkan untuk sepiring sate ayam yang berisi 10 tusuk dihargai Rp 10.000,00. Untuk menu minuman seperti es teh dan es jeruk dihargai Rp 2.000,00. Warung Soto Bang Amat ini terletak di Jl. Banua Anyar RT. 02 No. 56, Kelurahan Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Indonesia. 

Soto Banjar Bang Amat, Kuliner Khas Kalimantan Selatan


Untuk menuju Warung Soto Bang Amat ini, pengunjung bisa melalui jalan darat dengan sedikit memutar. Namun, pengunjung juga bisa memotong jalur dengan cara menyeberang  dari Museum Wasaka. Hanya dengan membayar Rp 1.000,00 per orang, pengunjung dapat naik kapal kecil atau yang biasa disebut klotok. Waktu yang diperlukan untuk sampai ke Warung Soto Bang Amat hanya 5 menit. Selain menikmati sajian kuliner Soto Banjar, di Warung Soto Banjar Bang Amat ini pengunjung juga akan dimanjakan dengan pertunjukkan live music.Pertunjukan ini berupa sajian musik tradisonal Kalimantasn Selatan, panting yang membawakan lagu-lagu tradisional Banjarmasin seperti Ampar-ampar Pisang, Paris Barantai, Danding,Kambang Goyang, dan lagu-lagu sweet memories lainnya.